Tol Layang Japek II, Pakar Konstruksi: Jalan 60 Km/Jam Saja Tak Enak
Saat ini, dirinya coba mengumpulkan data dari tol yang membentang sejauh 38 kilometer tersebut, apakah memang sudah terjadi penurunan pada tanah atau struktur bangunan. Katanya, pengamatan fisik tentu harus dilandasi dengan pengamatan teknis, yang bergelombang itu maksudnya apa? Apakah terjadi penurunan, atau memang daya dukung tanah yang lemah, atau memang sistem strukturnya.
"Nah, yang perlu dicek sebenarnya bukan hanya penurunan. Apakah ada data tanah, yang seharusnya ada pada jalur tol yang dilewati ini. Ini juga yang harusnya disampaikan oleh kontraktor pelaksana," beber dia.
"Kalau data tanah, daya dukung tanah tidak ada, semaksimal apapun elemen struktur, dia tidak akan bisa menopang. Nah menurut saya, masukan dari masyarakat, ini harus dicek. Dan saya juga tertarik untuk cek itu."
Sedangkan guncangan, dia mengatakan jika melihat struktur atau sistem struktur, ada juga sistem yang acap diterapkan yakni dilatasi. Dilatasi adalah suatu transformasi mengubah ukuran (memperbesar atau memperkecil) bentuk bangun geometri tetapi tidak mengubah bentuk bangun tersebut.
Artinya, jika ada beberapa bentang yang memang tersambung oleh alat tertentu, kemungkinan memang dirasa bakal ada guncangan.
"Jangan kita memikirkan yang negatif terlebih dahulu, karena seluruh elemen struktur dan beban yang ada ini kan memang harus dicermati selama proses commissioning," lanjutnya.