"Tingkat perfeksionisme ini membutuhkan banyak motivasi. Itulah sebabnya, setelah sembilan tahun di Yamaha—yang begitu luar biasa, dan menjadi masa-masa terbaik yang saya nikmati dalam karier—saya merasa bahwa saya perlu tantangan baru,” sambungnya.
Tapi keputusannya pindah tim ternyata keliru. Baik di Ducati dan Honda, pembalap berjuluk X-fuera itu sama sekali tak mampu berkembang. Malah di timnya saat ini, Lorenzo tak pernah sekalipun meraih posisi sepuluh besar. Berbagai hal menjadi alasan, mulai dari cedera punggung kambuhan, hingga karakteristik motor yang dirasa tak cocok dengan cara membalapnya.
"Akhirnya saya pun harus berpikir dalam hati, 'OK Jorge, apakah ini benar-benar layak?' setelah apa yang telah saya raih, untuk tetap menderita, akhirnya saya putuskan selesai dengan semua ini. Saya tidak ingin berlomba lagi,” kata dia. (re2)