100kpj – Penggemar balap motor di seluruh dunia dikejutkan dengan keputusan Jorge Lorenzo pensiun dari kompetisi MotoGP. Hal itu ia sampaikan setelah mengadakan konferensi terbuka secara mendadak dan mengundang pembalap serta para petinggi tim yang pernah ia bela.
Perpisahan Lorenzo dengan dunia yang telah membesarkan namanya itu diwarnai isak tangis dan haru dari mereka yang hadir di lokasi konferensi. Saat membacakan pidato terakhirnya, pembalap berjuluk X-fuera itu juga tak bisa menutupi kesedihannya.
Kendati menutup karir dengan catatan buruk, namun Lorenzo telah memberikan warna tersendiri di kompetisi MotoGP. Bahkan, ia bisa melangkah dengan kepala tegap. Sebab, selama berkarir sebagai pembalap, ia telah mempersembahan lima gelar juara. Tiga di antaranya ia raih di kompetisi tertinggi.
Di tengah pembacaan pidatonya, Lorenzo mengenang kebersamaannya dengan Yamaha. Tanpa bisa menutupi rasa bangga, ia menyebut Yamaha sebagai tim terbaik yang pernah ia bela. Kala itu, ia sedang berada di puncak karirnya.
“Orang-orang yang bekerja dengan saya tahu betapa perfeksionisnya saya, berapa banyak energi dan intensitas yang selalu saya masukkan ke dalam diri saya,” ujarnya, dikutip dari laman resmi MotoGP, Jumat 15 November 2019.
"Tingkat perfeksionisme ini membutuhkan banyak motivasi. Itulah sebabnya, setelah sembilan tahun di Yamaha—yang begitu luar biasa, dan menjadi masa-masa terbaik yang saya nikmati dalam karier—saya merasa bahwa saya perlu tantangan baru,” sambungnya.
Tapi keputusannya pindah tim ternyata keliru. Baik di Ducati dan Honda, pembalap berjuluk X-fuera itu sama sekali tak mampu berkembang. Malah di timnya saat ini, Lorenzo tak pernah sekalipun meraih posisi sepuluh besar. Berbagai hal menjadi alasan, mulai dari cedera punggung kambuhan, hingga karakteristik motor yang dirasa tak cocok dengan cara membalapnya.
"Akhirnya saya pun harus berpikir dalam hati, 'OK Jorge, apakah ini benar-benar layak?' setelah apa yang telah saya raih, untuk tetap menderita, akhirnya saya putuskan selesai dengan semua ini. Saya tidak ingin berlomba lagi,” kata dia. (re2)