Berbeda dengan tim asal Eropa, seperti Ducati dan KTM, yang sukses dengan perangkat tersebut. Kedua tim itu sukses mengembangkan perangkat aerodinamika yang terpasang di sayap depan, aero fairing, serta sayap stegosaurus di bagian buritan.
"Saya tidak berpikir Honda dan Yamaha harus disalahkan atas situasi yang terjadi saat ini. Sebaliknya, saya menilai peraturan telah diubah untuk membantu pabrikan Eropa dengan aerodinamika mereka," kata Stoner, dilansir Speedweek.
Kondisi ini membuat mantan juara dunia MotoGP itu takut jika Honda dan Yamaha bisa saja cabut menyusul Suzuki, karena perangkat aerodinamika. Suzuki tak ikut MotoGP pada akhir 2022, padahal kontraknya hingga 2026 di ajang balap ini.
"Beberapa tahun yang lalu sebenarnya diputuskan untuk melarang semua alat bantu aerodinamika, tetapi kemudian rencana ini tiba-tiba dibatalkan lagi," ujar Stoner.
"Itulah mengapa Suzuki meninggalkan MotoGP, dan saya khawatir Honda dan Yamaha juga akan pergi, karena apa yang kami miliki sekarang bukanlah apa yang mereka janjikan. Motor sekarang menjadi mobil Formula 1 dengan dua roda," papar eks pembalap Ducati dan Honda ini.