100kpj – Honda dan Yamaha sama-sama masih kesulitan menemukan performa terbaiknya di MotoGP musim ini. Casey Stoner pun cemas jika kedua pabrikan asal Jepang tersebut akan cabut dari MotoGP, seperti halnya Suzuki.
Hingga seri ke-8 pada MotoGP 2023, papan atas klasemen masih dikuasai oleh Ducati dan KTM. Sedangkan para pembalap Honda dan Yamaha masih kesulitan untuk bisa finis terdepan.
Honda tercatat baru sekali meraih podium juara, yakni lewat pembalap tim satelit LCR Honda Castrol, Alex Rins. Kemenangan tersebut diraih Alex Rins pada ajang MotoGP Amerika Serikat, 17 April lalu.
Sedangkan dua pembalap Repsol Honda, Marc Marquz dan Joan Mir, belum pernah sekalipun finis di tiga besar. Bahkan, Marquez harus absen di beberapa seri karena mengalami cedera.
Nasib kurang bagus juga dialami oleh Yamaha lewat Monster Yamaha, tanpa adanya tim satelit. Pencapaian terbaik Yamaha sejauh ini ada di MotoGP Amerika Serikat.
Dalam balapan utama di Circuit of the Americas, Fabio Quartararo, berhasil menempati peringkat ketiga. Catatan buruk Honda dan Yamaha ini dinilai Stoner karena keduanya kesulitan mengembangkan perangkat aerodinamika.
Berbeda dengan tim asal Eropa, seperti Ducati dan KTM, yang sukses dengan perangkat tersebut. Kedua tim itu sukses mengembangkan perangkat aerodinamika yang terpasang di sayap depan, aero fairing, serta sayap stegosaurus di bagian buritan.
"Saya tidak berpikir Honda dan Yamaha harus disalahkan atas situasi yang terjadi saat ini. Sebaliknya, saya menilai peraturan telah diubah untuk membantu pabrikan Eropa dengan aerodinamika mereka," kata Stoner, dilansir Speedweek.
Kondisi ini membuat mantan juara dunia MotoGP itu takut jika Honda dan Yamaha bisa saja cabut menyusul Suzuki, karena perangkat aerodinamika. Suzuki tak ikut MotoGP pada akhir 2022, padahal kontraknya hingga 2026 di ajang balap ini.
"Beberapa tahun yang lalu sebenarnya diputuskan untuk melarang semua alat bantu aerodinamika, tetapi kemudian rencana ini tiba-tiba dibatalkan lagi," ujar Stoner.
"Itulah mengapa Suzuki meninggalkan MotoGP, dan saya khawatir Honda dan Yamaha juga akan pergi, karena apa yang kami miliki sekarang bukanlah apa yang mereka janjikan. Motor sekarang menjadi mobil Formula 1 dengan dua roda," papar eks pembalap Ducati dan Honda ini.