Bagaimanapun, Aprilia berhasil meyakinkan Vinales dapat tampil cepat di atas RS-GP, dan mampu bersaing dengan pabrikan lain. Pasalnya penting bagi pabrikan Italia itu untuk mengangkat moral Vinales, yang sempat jatuh akibat situasi yang memanas di dalam tim Yamaha.
Sepanjang tahun ini, Vinales kerap menuding manajemen pabrikan Jepang itu tak menghargai dirinya karena telah mendapatkan pembalap yang lebih kuat. Usai memutuskan mengakhiri kontrak lebih cepat di Assen, Vinales yang tak senang dengan performa YZR-M1 membuat ulah sehingga membuat para petinggi Yamaha naik pitam.
Alhasil, pabrikan garpu tala menjatuhkan sanksi larangan balapan bagi Vinales di GP Austria, dan menjelang GP Inggris memutuskan untuk tak lagi bekerja sama dengan pembalap yang punya nomor start 12.
Beberapa pihak menyebut keputusan Vinales untuk gabung Aprilia sangat bagus. Mengingat peningkatan pada RS-GP sangat signifikan sepanjang tahun ini.
Baca juga: Geber Motor Aprilia di Misano Langsung Bikin Vinales Ketagihan