“Untuk menghadapi kebijakan net zero emission, ITS mengembangkan teknologi setidaknya terkait renouble energi yang berkaitan sangat erat dengan otomotif,” ujar Ashari secara virtual.
Lebih lanjut dia menjelaskan, ITS sudah cukup banyak melahirkan kendaraan listrik sebagai bahan studi, hingga diproduksi massal atau menajdi komersial, yaitu melalui motor listrik bernama Gesits yang saat ini sudah dipasarkan.
“Saat ini kita juga sedang mendesain sepeda motor listrik khusus untuk daerah pegunungan di Papua, di sana juga dibangun stasiun pengisian menggunakan tenaga matahari,” tuturnya.
Tidak dijelaskan terkait spesifikasi dari motor listrik yang memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber tenaganya tersebut. Begitu juga dengan nama dari produk terbarunya itu.
Biasanya tenaga matahari tersebut akan diserap melalui panel surya, seperti halnya yang sudah digunakan untuk kelistrikan rumah, atau lampu jalanan.
Terkait produk ITS yang sudah dijual, yaitu Gesits di mana motor listrik itu memanfaatkan bateri Li-Ncm berdaya 72 volt atau 20 ampere hours.
Jarak tempuh motor listrik buatan pergururan tinggi itu bisa mencapai 100 kilometer jika menggunakan dua baterai, di mana masing-masing baterai jaraknya 50 km.