Menanggapi kebijakan baru tersebut, sejumlah produsen kendaraan sudah memberikan pernyataan termasuk Hyundai, dan Toyota. Namun tidak semua dari mereka bisa mengungkap kandidat produknya saat ikut program mobil rakyat.
“Kalau itu saya enggak bisa jawab, tapi yang jelas kita akan perkenalkan lebih banyak lagi produk mobil listrik, begitupun combustion engine,” ujar Chief Operating Officer HMID, Fransicus Soerjopranoto.
Melalui persentase di hadapan media, Hyundai secara terang-terangan akan menghadirkan 6 mobil baru sepanjang tahun ini. Diantaranya bertenaga listrik, dan mesin bensin yang mengisi ceruk pasar berbeda-beda.
Sementara Marketing Direktur PT Toyota Astra Motor, Anton Jimmi Suwandy lebih blak-blakan terkait kesiapannya mengikuti program mobil rakyat, dan saat ini pun suda ada mobil-mobil di kategori itu.
“Saya rasa untuk mobil di bawah Rp250 juta, tidak bisa bilang ini mobil mewah. Ini mobil yang orang pada umumnya kelas menengah di Indonesia, pasti akan beli Calya, Avanza, dan lain-lain,” tutur Anton.
Lebih lanjut Anton menjelaskan, bahwa program mobil rakyat sudah menjadi solusi yang tepat untuk menggenjot penjualan di tengah lesunya pasar di awal tahun ini. Program tersebut juga tidak bikin negara rugi.
“Pemerintah tidak rugi karena dengan meningkatkan volume, pajak meningkat. Walaupun secara per unit turun tapi totalnya meningkat, efeknya pajak daerah, penghasilan, tenaga kerja meningkat,” katanya.