Menurutnya sudah banyak contoh negara-negara yang secara kemampuan sama seperti Indonesia, namun saat ini sudah bisa membuat mobil sendiri hingga di ekspor ke sejumlah negara, dan disegani secara global.
“Kalau Vietnam bisa masa kita tidak bisa, banyak negara (punya mobil sendiri). China dulu juga gitu, sekarang bisa 25 juta setahun. Saya dari Vietnam kemarin, mereka sudah punya mobil listrik, kita masih buatan Hyundai,” tuturnya.
Soal Vietnam dengan merek mobil listriknya, yaitu VinFast sudah siap menancapkan kuku bisnisnya di Tanah Air. Nilai investasi VinFast di Indonesia mencapai 1,2 miliar dollar Amerika Serikat, atau setara Rp18 triliunan, yang digelontorkan secara bertahap untuk membangun ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri.
Namun VinFast akan memulai bisnisnya di Indonesia dengan impor secara utuh terlebih dahulu, hingga kemudian mendirikan pabrik produksi. Sedangkan terkait rencana Indonesia membuat mobil listrik sendiri akan menggandeng merek asal Tiongkok, yaitu Gelly.
Hal itu sempat disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Menurutnya, dalam waktu dekat akan tanda tangan kerja sama dengan satu perusahaan nomor 3 terbesar di Tiongkok.
Tujuan dari kolaborasi tersebut untuk membantu pemerintahan membuat mobil listrik nasional, yang melibatkan beberapa perguruan tinggi, untuk melakukan riset, sekaligus pengembangan bersama.
"Itu untuk menginvestasikan EV Indonesia, dan saya sudah minta sama mereka untuk mereka juga bisa join dengan pemerintah Indonesia untuk membuat mobil listrik," kata Luhut.