100KPJ

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla Singgung Esemka, Indonesia Belum Bisa Bikin Mobil

Share :

100kpj – Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla singgung kondisi industri otomotif Indonesia yang hanya menjadi penonton, karena sejumlah negara sudah memiliki mobil sendiri, tidak seperti Esemka.

Esemka yang pernah hadir pada 2012 lalu sampai saat ini masih dipertanyakan originalitasnya sebagai mobil buatan anak bangsa. Karena beberapa modelnya serupa dengan mobil China dengan merek lain.

Artinya PT Solo Manufaktur Kreasi hanya branding ulang, serta ditacap sedikit agar terlihat seakan-akan mobil Esemka memang murni dibuat oleh orang Indonesia, dengan memanfaatkan pabriknya di kawasan Solo.

Salah satunya adalah produk pertama mereka, yaitu Esemka Bima yang ternyata secara bentuk sama dengan Changan Star Truck. Selain itu yang terbaru ada mobil listrik minibus konsep, yaitu Bima EV dan lagi-lagi sama dengan mobil China, yaitu Shineray X30LEV. 

Jusuf Kalla yang merupakan salah satu orang berpengaruh hadirnya Toyota di Indonesia menyebut, perlu kejasama yang baik dengan semangat antara pengusaha, dan anak muda mengasah kemampuan sendiri. 

“Jadi jangan hanya bicara saja. Mobil tuh bisa ambil teknologi luar, tapi kita melaksanakannya, tapi tidak bohong-bohong,” ujar JK sapaan akrabnya dihadapan wartawan di Global Economic Challenges di Universitas Indonesia.

Menurutnya sudah banyak contoh negara-negara yang secara kemampuan sama seperti Indonesia, namun saat ini sudah bisa membuat mobil sendiri hingga di ekspor ke sejumlah negara, dan disegani secara global.

“Kalau Vietnam bisa masa kita tidak bisa, banyak negara (punya mobil sendiri). China dulu juga gitu, sekarang bisa 25 juta setahun. Saya dari Vietnam kemarin, mereka sudah punya mobil listrik, kita masih buatan Hyundai,” tuturnya.

Soal Vietnam dengan merek mobil listriknya, yaitu VinFast sudah siap menancapkan kuku bisnisnya di Tanah Air. Nilai investasi VinFast di Indonesia mencapai 1,2 miliar dollar Amerika Serikat, atau setara Rp18 triliunan, yang digelontorkan secara bertahap untuk membangun ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri.

Namun VinFast akan memulai bisnisnya di Indonesia dengan impor secara utuh terlebih dahulu, hingga kemudian mendirikan pabrik produksi. Sedangkan terkait rencana Indonesia membuat mobil listrik sendiri akan menggandeng merek asal Tiongkok, yaitu Gelly.

Hal itu sempat disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Menurutnya, dalam waktu dekat akan tanda tangan kerja sama dengan satu perusahaan nomor 3 terbesar di Tiongkok.

Tujuan dari kolaborasi tersebut untuk membantu pemerintahan membuat mobil listrik nasional, yang melibatkan beberapa perguruan tinggi, untuk melakukan riset, sekaligus pengembangan bersama.

"Itu untuk menginvestasikan EV Indonesia, dan saya sudah minta sama mereka untuk mereka juga bisa join dengan pemerintah Indonesia untuk membuat mobil listrik," kata Luhut.

Share :
Berita Terkait