Neta yang merupakan merek kelahiran Hozon Auto tersebut bukan membangun pabrik di dalam negeri, melainkan numpang pabrik PT Handal Indonesia Motor yang berlokasi di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat.
Pabrik perakitan tersebut saat ini membuat mobil Hyundai H-1 untuk kebutuhan ekspor, dan mobil Chery untuk pasar Indonesia seperti Tiggo 7 Pro, atau Omoda 5.
Berbeda dengan BYD, merek lokal asal Tiongkok tersebut akan menggelontorkan investasi untuk bangun pabrik di Indonesia. Sebelumnya sejumlah pejabat negara sudah bertemu langsung oleh BYD di Guangdong, China.
Salah satunya Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Dia mengatakan, Indonesia membuka peluang kolaborasi dengan banyak negara untuk industri otomotif, terutama ekosistem kendaraan listrik, salah satunya menggandeng BYD dan produsen lainnya.
Sebelumnya pada Mei 2023, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menandatangani nota kesepahaman dengan BYD di China, sebagai langkah awal untuk investasi pengembangan kendaraan listrik.
BYD saat ini memiliki pangsa pasar kendaraan listrik global terbesar, yang terus berkembang di Asia dan Eropa. BYD mencatat rekor pada 2022 dengan total penjualan global sebanyak 1,85 juta unit, atau meningkat 593 ribuan unit.
Selain itu, bisa saja Great Wall Motor (GWM) sebagai pendatang baru akan melakukan hal serupa untuk membuat pabrik produksi merek mobil yang berada di bawah payung seperti Ora, Haval, dan Tank.