“Jadi pertama butuh waktu yang cukup, karena memang pastinya kita kalau ingin hadirkan kendaraan itu ada aturan homoologasi, pengetesan kendaraan, uji layak jalan, pengetesan spek khsusnya untuk Indonesia,” katanya.
Untuk varian PHEV, medium SUV tersebut dibekali mesin bensin 4 silinder berkapasitas 2.500cc yang dikombinasikan dengan dua motor listrik untuk menggerakan roda depan, dan belakang melalui transmisi matik CVT.
Didukung baterai 18,1 kWh, secara total gabungan mesin pembakaran dengan motor penggerak listrik itu dapat menyemburkan tenaga hingga 304 dk. Diklaim bisa berjalan 60-70 km hanya menggunakan tenaga listrik utuh.
Artinya tidak perlu lagi mesin pembakaran, untuk waktu pengisian baterainya 2,5-3 jam dari kondisi kosong hingga 100 persen menggunakan arus tidak searah, alias AC. Namun tidak dijelaskan tegangan yang dibutuhkan.
RX 350h atau versi hybrid murni memiliki enjin serupa dengan PHEV, pun transmisi matiknya. Namun tenaga maksimal yang dihasilkan hanya 247 dk, disalurkan ke roda depan, dan tidak bisa sepenuhnya berjalan pakai tenaga listrik.
Artinya hanya di kecepatan tertentu saja, selebihnya motor listrik, dan mesin pembakaran bekerja saling bersamaan. Saat baterainya habis, secara generatif mesin akan membantu pengisian daya, tidak perlu dicolok secara manual.
Kemudian untuk tipe konvensional, alias gasoline mengandalkan mesin bensin 2.400cc empat silinder turbo yang bisa memuntahkan tenaga 275 dk. Meningkat 40 dk dari generasi sebelumnya, disalurkan ke roda depan melalui transmisi matik 8-percepatan direct shift.