Secara desain, Kijang listrik itu dibuat lebih moderenm terutama pada bagian bumper, lampu depan berbeda dari versi konvensional. Grill depan ditutup tanpa ada lubang udara, yang awalnya berfungsi mengalirkan udara ke mesin.
Di dalam kabin, pada konsol tengah tidak ada tuas transmisi layiknya mobil matik, atau manual. Posisi tuas tersebut digantikan dengan beberapa tombol.
Namun menjadi hal wajar jika hal itu dilakukan, mengingat sebagian besar mobil pelahap seterum tidak memiliki banyak girbok seperti halnya mobil bermesin bahan bakar.
Sebagian hanya mengandalkan satu percepatan untuk menggerakan mobil maju ke depan, artinya pengguna hanya perlu menekan tombol saat ingin berjalan, atau mundur ketika parkir.
Marketing Direktur PT TAM, Anton Jimmi Suwandy sempat mengatakan, untuk menjual Kijang Innova EV butuh persetujuan banyak pihak, termasuk principal di Jepang. Terkait untuk pasar RI dia masih enggan berkomentar banyak.
“Sulit kalau bicara sekarang, apakah satu tahun, dua tahun, atau bahkan lebih (untuk masuk tahap produksi massal). Karena banyak faktor dalam mengembangkan produk BEV (baterai electric vehicle),” ujar Anton.