"Kami sendiri yang mengelola, kemudian hasil produknya kita pasarkan ke nelayan pesisir di Jawa Timur sebagai bahan bakar penggerak kapal atau perahu, kemudian juga kita ekspor ke beberapa negara," tuturnya.
Mahasiswa lulusan University of Colorado USA itu mengatakan, minyak jelantah ini mereka peroleh dari rumah tangga, restoran, kafe, hingga home industri. Untuk mendapatkan limbah tersebut, Alex bersama teman-temannya membuat aplikasi khusus agar masyarakat tertarik menjual minyak goreng bekas pakai.
"Setiap satu kilogram mendapatkan 3000 poin. Poin bisa ditukarkan uang tunai melalui rekening. Juga bisa dalam bentuk e-money untuk ditukarkan di merchant terdekat," katanya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, rata-rata, dalam waktu sebulan, Zerolim bisa menampung jelantah hingga 20 ton per bulan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 30 persen bisa diolah menjadi biodiesel dan didistribusikan kepada para nelayan di pesisir Jatim.
Tidak ada informasi, terkait bahan lain yang dicampur untuk mendapatkan cetane number, atau cara mengubah limbah minyak goreng tersebut menjadi bio diesel.