“Dengan dilakukannya kebijakan perpanjangan PPnBM pada triwulan kedua ini, baik pemerintah maupun pelaku industri bisa mendapatkan pola pasar yang lebih lengkap dan presisi.”
“Sehingga, dapat dipastikan, apakah betul ekonomi masyarakat sudah mulai membaik atau belum, dan sejauh apa kebijakan pertama mampu menghasilkan efek ekonomi lanjutan sesuai dengan harapan,” urainya panjang lebar.
Efek Buruk Perpanjangan PPnBM 100 Persen
Lebih jauh, Yannes menambahkan, perpanjangan PPnBM 100 persen sejatinya bagai pisau bermata dua. Sebab, meski ekonomi mungkin akan meningkat, namun ada satu efek berbahaya, yakni penambahan populasi mobil besar-besaran.
Selain diyakini bakal membuat macet jalan raya, permintaan kendaraan yang tinggi tersebut juga melanggar esensi pengetatan PSBB atau lockdown berskala mikro. Sebab, dengan bertambahnya jumlah kendaraan, semakin sering orang bepergian ke luar rumah.
“Jika efek ini terbukti berhasil, maka di samping perekonomian tumbuh kembali, maka jelas jumlah kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya akan semakin banyak (macet). Selain itu, pengetatan semacam PSBB atau lockdown skala mikro semakin berkurang (kendor),” kata dia.