“Ada dua alternatif, kami membuat model baru sama sekali, atau kami hybridkan model yang sudah ada. Kalau kita mempertimbangkan industri otomoif yang sudah ada, lebih baik kita menghybridkan model yang sudah ada,” tuturnya. 

Dengan begitu, pasar yang terbentuk sebelumnya hanya perlu menyesuaikan minat, dari varian yang diperbaharui dengan tenaga listrik. “Sehingga kita bisa, menjaga supply chain tetap ada, dan teknologi baru bisa kita adopsi,” katanya.

“Apalagi kalau model-model tersebut sudah diterima di pasar ekspor, jadi sekaligus untuk domestik dan pasar ekspornya. Teman-teman sudah bisa baca lah kira-kira arahnya model yang mana,” sambungnya.

Sebelumnya memang sempat beredar kabar hangat, bahwa Toyota akan mengembangkan Kijang Innova dan Avanza menjadi hybrid. Bahkan di India pada 2019 ramai menjadi perbincangan terkait munculnya Innova versi ramah lingkungan.

Jika berkaca dari model terlaris yang bakal dijadikan hybrid, tentu Avanza menjadi kandidat terkuat, namun untuk model-model dengan penerimaan pasar ekspor terbesar, ada dua kemunkinan diantara Kijang Innova, atau Fortuner.