5 Tips Agar Begal Sepeda Mengurungkan Niat Jahatnya
100kpj – Aksi begal yang mengincar pesepeda akhir-akhir ini memang sangat meresahkan, bahkan seorang perwira dari Korps Marinir TNI AL turut menjadi korban begal sepeda, ketika dirinya bersepeda di sekitar Monas beberapa waktu lalu.
Aksi begal sepeda yang lagi marak tersebut membuat Polda Metro Jaya membentuk tim khusus, untuk mengatasi masalah begal ini Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus mengatakan, yang kita bentuk tim ini berseragam lakukan patroli dan tak berseragam yakni tim serse, dan tim itu juga akan jaga-jaga di tempat-tempat rawan.
“Secara preventif kita lakukan patroli ke daerah-daerah rawan misalnya, misal Sudirman, kemudian kemarin Gatot Subroto, Medan Merdeka itu,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, dilansir dari NTMC Polri.
Sementara itu, Ketua Umum Bike To Work Indonesia Poetoet Soedarjanto mengungkapkan, bahwa sebenarnya tindak kriminalitas di Jakarta tak mengenal korban maupun waktu. Setiap ada kesempatan, pelaku pasti melancarkan aksinya. Hanya saja, dalam sebulan terakhir memang pesepeda yang kerap jadi korban.
"Syukurlah kalau pihak kepolisian sudah membentuk satgas. Tapi yang paling penting, kita meningkatkan kewaspadaan dan memberanikan diri untuk melawan ketika ada praktek kejahatan seperti itu," kata Poetoet, dikutip dari Viva.
Untuk itu, Poetoet memberikan lima tips aman bersepeda di Jakarta. Baginya, kelima tips ini cukup manjur. Selama belasan tahun bersepeda di Jakarta, dirinya belum pernah menjadi korban tindak kriminal.
Pertama, pilih waktu dan rute yang paling aman. Pilih waktu dan rute yang ramai sehingga pelaku kejahatan bakal berpikir dua kali untuk melancarkan aksinya. "Jangan pilih waktu bersepeda pada malam atau dini hari," katanya.
Kedua, simpan bawaan berupa barang berharga di tempat yang tak mudah dilihat orang lain. Sehingga pelaku tidak terpicu untuk menjambret. Misalnya, kata dia, jangan letakkan ponsel di kantong belakang.
"Kan kita punya kantong kecil tuh di dekat tempat duduk sepeda. Kan kalau di sana susah dijangkau penjahat," ucapnya. Jangan pula, tambah dia, membawa barang-barang yang mencolok perhatian.
Ketiga, jika mengenakan tas selempang, maka pakailah di sisi kiri. Mengenakan tas di sisi kanan bakal semakin memudahkan penjahat untuk menjambret. Sebab, pesepeda biasanya melaju di sisi kiri jalan, sedangkan penjambret melaju di sisi kanan pesepeda dengan mengendarai sepeda motor.
"Itu kalau terpaksa pakai tas selempang, ya. Tapi lebih baik tidak membawa tas selempang," katanya.
Keempat, kenali lingkungan ketika bersepeda. Jika saat sedang gowes menemukan tanda-tanda mencurigakan, segeralah berhenti. Jika dibutuhkan, segera cari tempat pertolongan.
"Kalau kita ngomong Jakarta, rata-rata kan tidak jauh sama gedung kantor atau tempat yang ada sekuritinya. Langsung aja belok ke sana untuk mencari perlindungan," ujarnya.
Kelima, hafalkan titik-titik penting di rute yang biasa dilewati atau akan dilewati. Misalnya, hafalkan pos polisi, klinik dan bengkel. "Seumpama ada kecelakaan, atau tindak kriminal terhadap diri sendiri maupun orang lain, kita dengan mudah mengarahkan ke tempat yang sudah kita hafal tersebut," ungkap Poetoet.
Poetoet pun menyampaikan harapan agar pesepada tidak takut gowes di Ibu Kota. "Jadi, jangan takut bersepeda, tapi harus tetap penuh kewaspadaan," pungkasnya.
Baca juga: Begal Nekat, Berani Rampas Tas Kolonel TNI AL Saat Bersepeda