Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Penumpang Ternyata Dilarang Pegang Behel Motor saat Dibonceng, Kenapa?

Naik Motor Boncengan
Sumber :

100kpj – Hampir di semua sepeda motor dilengkapi dengan behel pada jok belakang. Sayangnya, masih banyak yang salah menggunakan benda tersebut sebagai pegangan saat dibonceng.

Dilansir dari Wahana Honda, sejatinya behel di bagian belakang tak lebih untuk memudahkan pemilik motor ketika akan memarkir motor dengan standar tengah. Selain itu, untuk membantu ketika saat membawa barang serta memindahkan motor ketika parkir.

Maka itu, penumpang tak disarankan untuk memegang behel saat dibonceng karena sangat berisiko. Sebab, secara tak langsung pembonceng memberikan tumpuan dan membuat bagian belakang motor jadi lebih berat.

Naik Motor Tanpa Helm - tangan di handle atau behel belakang.

Posisi tersebut akan berdampak negatif bagi handling motor. Pengemudi bisa saja kesulitan saat melakukan manuver atau ketika akan berbelok. Dan bisa kehilangan keseimbangan karena lawan arah dengan pengemudi.

Memegang behel saat dibonceng diyakini bisa menyebabkan kecelakaan. Sebab, posisi tubuh menjadi tidak seimbang ketika pengemudi tiba-tiba melakukan akselerasi dan pembonceng bisa malah terpental ke belakang.

Posisi duduk menghadap samping bagi para pembonceng sepeda motor juga merupakan posisi yang salah.Posisi ini membuat keseimbangan motor jadi kurang stabil.

Pembonceng yang menghadap samping hanya menginjak satu pijakan membuat keseimbangan jadi berkurang. Selain itu bobot tubuh juga tidak imbang karena berat sebelah.

Ilustrasi Bonceng Motor

Cara bonceng seperti itu tidak direkomendasikan dalam ajaran keselamatan berkendara. Posisi boncengan yang disarankan ialah pembonceng menghadap depan. Sebab Motor tidak mengenal kata stabil, hanya hanya seimbang.

Pengemudi yang baik dinilai dari tiga aspek, yaitu pergerakan (kecepatan) sesuai kondisi, lintasan (menanjak tikungan dan lainnya), dan posisi berkendara. Selain menghadap depan, posisi duduk pembonceng juga sebaiknya dekat dengan badan pengendara.

Bila yang dibonceng wanita dan bukan muhrim, jelas bermasalah untuk duduk terlalu dekat antara pengendara yang bukan pasangannya. Maka yang perlu dilakukan adalah cukup menempelkan lutut ke dekat pinggang pengendara.

Dengan menempelkan kedua lutut, bisa menggantikan posisi rapat yang disarankan dalam posisi berkendara yang baik dan benar. Dengan begitu, berkendara menjadi lebih aman bagi pengendara dan juga penumpang.

Berita Terkait
hitlog-analytic