Belum Banyak Yang Tahu! Salah Pilih Ban Konsumsi BBM Mobil Lebih Boros
100kpj – Efisiensi bahan bakar minyak (BBM) pada sebuah kendaraan cukup menjadi perhatian utama. Namun ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan pemilik jika ingin jarang ke SPBU. Salah satunya penggunaan ban.
Terutama kendaraan komersial, atau niaga ringan, seperti halnya truk dan mobil pikap yang bertugas menggangkut barang. Jika menggunakan ban dengan ukuran, atau desain alur yang tidak tepat konsumsi BBM menjadi boros.
Baca juga: Efek Buruk Toyota Raize, dan Daihatsu Rocky pakai BBM Sembarangan
National Sales Manager Truck & Bus Radial PT Hankook Tire Sales Indonesia mengatakan, penggunaan ban yang salah berdampak pada konsumsi bahan bakar. Karena meneruskan tenaga dari mesin yang disalurkan melalui sistem penggerak.
“Saat ban bergulir di jalan, energi mekanik akan berubah menjadi panas, dan bahan bakar diperlukan untuk mengganti energi yang hilang tersebut,” ujar Ahmad dalam keterangan resminya, Kamis 17 Juni 2021.
Menurutnya dari segi konstruksi untuk ban jenis radial tipe tubeless tidak memerlukan ban dalam, dan flap agar lebih ringan. Sehingga tenaga yang diperlukan untuk memutar roda lebih sedikit, otomatis membantu penghematan BBM.
Kemudian memilih pola telapak ban berdasarkan medan yang ditempuh. Lebih lanjut dia menyebut, misa pada medan tanah, atau off road, disarankan menggunakan ban dengan tipe Lug yang mempunyai traksi lebih baik.
“Ban tipe off road yang memiliki telapak kasar (lug) akan cepat panas, menimbulkan bunyi, dan terasa berat jika digunakan di jalan raya. Hal ini juga berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar,” tuturnya.
Selain memilih ban sesuai dengan medan jalan, yang tidak kalah penting adalah tekanan angina. Pasalnya, jika ban kekurangan angin laju kendaraan terasa lebih berat. Sehingga mesin bekerja lebih keras untuk memutar roda.
“Hal ini tentu berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar. Resiko lain akibat kurang tekanan angin adalah meningkatkan risiko aus ban jadi tidak merata, kerusakan separation (kembung), hingga pecahnya ban,” sambungnya.
Di mengatakan, jika tekanan angina berlebihan dapat mengurangi traksi pada ban, keausan yang tidak wajar di tengah telapak, dan rawan pecah karena benturan. Isi angin sesuai muatan dan ketentuan, serta periksa minimal 10 hari sekali.
Faktor teknis yang harus diperhatikan juga adalah muatan yang diangkut kendaraan niaga. Karena, jika overload (kelebihan muatan) membuat BBM lebih boros. Semakin tinggi beban, ban akan menghambat putaran fisik lebih keras ketika bergerak.
Hal lain yang tak kalah penting adalah cara mengemudi. Semakin sering melakukan akselerasi mendadak pada gas, dan rem maka akan berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar.
“Sebaiknya pengendara melakukan akselerasi perlahan, mempertahankan kecepatan, menjaga jarak, dan lakukan perpindahan posisi gigi saat torsi optimal, umumnya di bawah 3.000 rpm (rentang putaran mesin),” sambungnya.