Efek Buruk Toyota Raize dan Daihatsu Rocky Pakai BBM Sembarangan
100kpj – Toyota Raize dan Daihatsu Rocky menjadi salah satu produk terbaru yang cukup fenomenal. Pasalnya, SUV kompak tersebut berhasil menyedot perhatian konsumen dengan mengantongi jumlah pemesanan yang tak terduga.
Hanya membutuhkan waktu beberapa hari sejak dirilis pada 30 April 2021, surat pemesanan kendaraan atau SPK Raize sudah ribuan unit. Seperti yang disampaikan Marketing Direktur PT Toyota Astra Motor, Anton Jimmi Suwandy.
“Total SPK sampai 6 Mei atau selama 6 hari setelah launching 1.269 unit,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Bahkan beberapa tenaga penjual diler Toyota Auto2000 sempat menyebut, inden atau masa tunggu untuk mendapatkan Raize bisa mencapai 9 bulan, atau paling lambar unit dikirim ke konsumen di tahun depan alias 2022.
Sementara Daihatsu Rocky sejak dirilis dalam waktu yang sama, jumlah pemesanannya juga tak kalah banyak. Hal itu ditegaskan oleh Marketing & CSR Division Head PT Astra International-Daihatsu Sales Operation, Hendrayadi Lastiyoso.
“SPK sekitar 1.168 sampai Sabtu 22 Mei 2021 (sejak diluncurkan),” tutur Hendrayadi baru-baru ini kepada wartawan.
Meski baru sebagian konsumen yang sudah menerima unit Rocky dan Raize, namun tidak ada salahnya jika mengetahui cara perawatannya. Terlebih untuk sektor dapur pacunya, di mana kedua SUV kompak itu memiliki mesin terbaru.
Kedua mobil yang diproduksi lokal itu ditawarkan dua pilihan mesin, namun saat ini unit yang dijual ke pasar hanya mesin bensin tiga silinder berkapasitas 1.000cc turbo. Dilengkapi 12 valve DOHC, VVT-i berkompresi 9,5 banding satu.
Tenaga maksimal yang dapat disemburkan mencapai 98 PS atau setara 96,6 daya kuda di putaran 6.000 rpm, dan torsi puncak 14,3 kgm atau 140,2 Newton meter di 2.400-4.000 rpm.
Berkat spesifikasi tersebut, ternyata mesin Rocky dan Raize tidak bisa menggunakan bahan bakar minyak alias BBM sembarangan. Begitu juga dengan oli mesin, seperti yang dijelaskan dalam keterangan resmi Seva.id, Kamis 27 Mei 2021.
“Keduanya direkomendasikan menggunakan bahan bakar dengan angka oktan di atas 90, seperti Pertamax yang memiliki angka oktan 92,” tulis keterangan tersebut.
Penggunaan bahan bakar dengan angka oktan yang sesuai akan membuat proses pembakaran di ruang mesin lebih sempurna. Sehingga tidak menghasilkan sisa gas buang yang menempel di turbin, dan bisa mengganggu kinerja turbo.
Gas buang yang menempel pada turbin dapat menyebabkan kipas turbin turbo yang memompa udara ke ruang bakar menjadi terhambat. Selain itu, berpotensi membuat kinerja mesin terganggu yang menyebabkan knocking, dalam jangka panjang tentu akan merusak mesin.