Joan Mir Sebut Juara MotoGP Tak Istimewa: Ah, Rasanya Sama Kayak Moto3
100kpj – Pembalap Suzuki asal Spanyol, Joan Mir tampil meyakinkan sepanjang musim. Kendati belum pernah menang, namun dia konsisten meraih podium. Saat ini, Joan Mir menempati posisi pertama di tangga klasemen sementara. Lantas, bisakah dia meraih gelar juara?
Pada sejumlah kesempatan, Joan Mir kerap malu-malu saat ditanya mengenai peluang juara musim ini. Padahal, pembalap 23 tahun tersebut menjadi yang sosok yang paling dijagokan. Karuan saja, selain penampilan yang ciamik, motor yang dia kendarai juga terbilang mumpuni, alias kencang dan jarang mengalami masalah.
Baca juga: Oh, Ini Penyebab Nakagami Tiba-tiba Jatuh di Lap Pertama MotoGP Teruel
Namun, dikutip dari Motorsport, Joan Mir mengatakan, seandainya berhasil meraih juara MotoGP, mungkin rasanya biasa-biasa saja dan tak begitu istimewa. Bahkan, dia membandingkan kompetisi tersebut dengan kejuaraan di bawahnya, seperti Moto3.
"Persaingan dan momennya memang berbeda. Namun, bagi saya, gelar ini (MotoGP) atau titel itu (Moto3) nilainya sama saja,” ujarnya, disitat Selasa 27 Oktober 2020.
“Jika pada akhirnya saya berhasil meraih gelar juara dunia ini, nilai yang saya berikan terhadap kejuaraan dunia Moto3 sama seperti yang saya berikan kepada kejuaraan dunia MotoGP,” sambungnya.
Lebih jauh, Joan Mir menilai, kejuaraan seperti balap motor biasanya lebih sulit di awal, ketimbang beberapa tahun setelahnya. Itulah sebabnya, bagi dia, tekanan saat membalap di Moto3 terasa lebih berat ketimbang MotoGP. Maka, ketika dia mampu melalui Moto3 dengan baik, MotoGP bukan menjadi soal.
"Benar adanya bahwa saya sekarang sedikit lebih matang, saya punya pengalaman untuk memahami sedikit tekanan, untuk mengelolanya dengan baik. Jadi, saya pikir gelar juara dunia tersebut (Moto3 2017) telah memberi saya banyak sekali pembelajaran," terangnya.
Joan Mir Tak Mau Mengubah Gaya Balap
Banyak yang mengatakan, gaya membalap Joan Mir terkesan cari aman. Mengingat, saat mengendarai motor, dia terlihat santai, halus, dan tidak begitu agresif. Padahal, di usianya yang masih muda, seharusnya dia bisa tampil lebih berani.
Akan tetapi, cara membalapnya itu sudah melahirkan banyak podium. Maka, dia memilih untuk tidak mengubah gaya membalapnya. Sebab, terlalu berisiko.
"Saya pikir, melakukan perubahan gaya balap saat ini akan menjadi sebuah kesalahan besar karena kita semua tahu siapapun bisa melakukan kesalahan, dan sekarang peluang untuk itu justru lebih besar.”
"Namun, kami harus tampil cepat, dan saat kami melakukan itu, risikonya meninggi dan kami tidak bisa melakukan kesalahan,” kata dia.