Marc Marquez Bisa Saja Ketakutan Melihat Kelakuan Pembalap Ini
100kpj – Video yang sempat viral beberapa minggu lalu memperlihatkan dua pembalap yang saling adu kencang di lintasan lurus sirkuit Sentul, ketika di ujung lintasan satu pembalap mengalami kecelakaan.
Dari video yang beredar di sosial media terjatuhnya salahsatu pembalap tersebut karena sikap tidak sportif yang dilakukan oleh lawannya, jelas perilaku sangat tidak sportif. Wah, dijamin deh pembalap MotoGP, seperti Marc Marquez bisa gemetar ketakutan kalau lihat aksi pembalap yang satu ini.
Baca juga: Trek-trekan saat Jam Kerja di Tambun, Pengendara Dipaksa Berhenti
Demi Popularitas dan Nama Bengkel
Di luar kejadian kecelakaan tersebut, persaingan di dunia drag bike memang sangat ketat. Apalagi jika berbicara tentang persaingan balap liar, sehingga kejadian kecelakaan yang terlihat dalam video yang viral tersebut bukan pertama kali terjadi.
"Biasanya selain gengsi antar pembalap, persaingan antar bengkel-bengkel balap juga menjadi pemicu seorang joki melakukan tindakan curang. Padahal hal tersebut tidak ada gunanya, dan hanya merugikan diri sendiri maupun orang lain," pemilik bengkel dragbike yang enggan disebutkan namanya.
Pemilik bengkel motor drag bike tersebut bercerita kepada 100KPJ.com bahwa persaingan tersebut biasanya terjadi di daerah-daerah. "Apalagi jika jokinya militan, maka dia akan bela mati-matian bengkelnya," bebernya.
Pasalnya popularitas nama bengkel dan joki, akan sangat berpengaruh dalam gengsi maupun nominal taruhan dalam kegiatan balap liar.
Sulitnya Pembalap Drag Bike Meninggalkan Balap Liar
Ajang balap liar akhir-akhir ini semakin menggelora, apalagi semenjak virus corona menyerang Indonesia. Pasalnya ketika kegiatan balapan resmi drag bike semakin jarang dilakukan, maka balap liar seolah menjadi solusi bagi para pelakunya untuk menyalurkan kegemaran mereka.
Selain itu, tim balap drag bike biasanya hanya mampu memberikan bayaran dengan sistem start money, artinya pembalap hanya akan dibayar ketika dia balapan. Tidak dengan sistem kontrak yang biasa dilakukan oleh tim-tim road race.
"Memang ada sih tim balap drag bike yang melakukan kontrak per tahun kepada pembalapnya, tapi jarang banget. Hanya tim-tim yang punya duit yang bisa melakukan hal tersebut, sedangkan tim-tim privateer atau tim-tim yang bermain di ajang kejuaraan daerah hanya melakukan start money," ungkap pemilik bengkel tersebut.
Makanya enggak heran jika diperhatikan pada beberapa ajang balap liar, terdapat pembalap-pembalap resmi di ajang drag bike yang juga ikut meramaikan balapan liar. Alasan klasiknya, uang yang didapat di balapan liar lebih banyak, ketimbang balapan resmi.
Balap Liar Uangnya lebih Banyak
Dilema yang dirasakan oleh para pembalap drag bike adalah, penghasilan dari balapan liar bisa lebih besar dari balapan resmi. "Seperti contoh, jika taruhannya Rp30 juta pembalap dapat 10 persennya, kan sudah lumayan untuk satu motor saja, belum lagi jika pembalap itu ngamen ke bengkel lain," bebernya.
Jadi pemilik bengkel lebih lanjut menjelaskan jika tim balap tidak bisa berbuat banyak ketika mengetahui pembalapnya ikutan balap liar. "Paling hanya diingatkan saja dan diberi pandangan tentang balapan liar, yang sebenarnya para joki tersebut sudah paham sekali akan bahaya balap liar," tambahnya.
Disamping itu, kadang ajang balapan resmi juga hadiahnya sedikit. Pemilik bengkel mencontohkan suatu ajang kejuaraan drag bike resmi, hadiah pada satu kelas matik saja hanya Rp1,3 juta sementara biaya pendaftarannya sudah Rp300 ribu.
Baca juga: Tren Baru, Balap Liar Sepeda Lebih Baik dari Balap Liar Motor?