F1 Saja Mulai Tak Diminati Penonton, Kok DKI Nekat Gelar Formula E?
100kpj – Penyelenggaraan Formula E di Jakarta menuai pro dan kontra di kalangan warga Ibu Kota. Meski sudah dipastikan tanggal dan lokasi sirkuitnya, namun prosesnya masih simpang siur dan terkesan abu-abu. Padahal, bulan depan pengerjaan lintasan sudah mulai dilakukan.
Bukan hanya itu, sebagian pihak mengaku, Formula E merupakan kompetisi balap ‘kelas dua’ yang peminatnya tergolong lebih sedikit dibandingkan Formula-1. Padahal di Indonesia sendiri, tontonan F1 pun mulai ditinggalkan setelah salah satu tokoh ikonik asal Jerman, Michael Schumacher memutuskan gantung helm pada 2012 silam.
Baca juga: Formula E Mau Digelar di Jakarta, Yakin Ada yang Mau Nonton?
Lantas, jika F1 yang lebih dulu populer saja mulai tak diminati penonton di Tanah Air, apakah Formula E dengan embel-embel ‘lebih ramah lingkungan’-nya bisa menyita perhatian masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal di kawasan Ibu Kota? Sebab hingga kini, belum banyak pihak yang mengetahui sosok ikonik yang bisa dijagokan di ajang balap mobil listrik tersebut.
Direktur utama atau Dirut PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Dwi Wahyu Daryoto mengatakan, yang dijual dari kompetisi Formula E bukan hanya sekadar balapan atau kompetisi, melainkan teknologi serta edukasi perangkat baru kepada masyarakat di Jakarta.
Ia juga menambahkan, mengingat masyarakat di Indonesia selalu mengikuti perkembangan teknologi dunia, maka Formula E yang digelar di kawasan Monumen Nasional (Monas) itu bakal dihadiri banyak sekali penonton.
“Nah, ada lima karakter teratas orang yang jadi fans Formula E di Indonesia, pertama adalah mereka yang haus teknologi, kemudian menyukai hal yang berbau premium, fashion oriented, eco friendly, dan juga mengenal brand,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Sedang, biaya penyelenggaraan Formula E di Jakarta sendiri menyentuh angka Rp1,16 triliun, atau dua kali lebih besar dibandingkan negara di kawasan Asia lainnya. Terkait hal itu, Gubernur Anies Baswedan tak banyak buka suara. Ia hanya menyebut, ada pesan baik yang ingin ia sampaikan pada warga Jakarta melalui kejuaraan dunia tersebut.
“Pesan pentingnya adalah kesadaran lingkungan. Kenapa kita memilih event elektonik? Untuk mengirim pesan bahwa di masa depan ada transportasi yang bebas emisi,” kata dia.