Kaleidoskop 2019: Dominasi Marquez, Bersinarnya Sang Iblis Quartararo
100kpj – Sepanjang tahun 2019 pertarungan di ajang balap MotoGP berlangsung cukup menarik. Mulai dari Marc Marquez yang tampil mendominasi hingga sukses mempertahankan gelar juara, hingga Fabio Quartararo yang datang sebagai ancaman baru.
Marquez mengunci gelar juara dunia MotoGP 2019 lebih cepat usai memenangi MotoGP Thailand, Minggu 6 Oktober 2019. Pembalap asal Spanyol tersebut mengakhiri musim dengan torehan 420 poin, atau unggul 151 poin dari Andrea Dovizioso di urutan dua.
Sang juara bertahan meraih 12 kali podium pertama dan 6 kali finis kedua. Pencapaiannya itu mematahkan rekor sebelumnya milik Jorge Lorenzo, yakni 383 poin selama musim MotoGP 2010, serta menjadi pembalap pertama sepanjang sejarah yang mampu meraih lebih dari 400 poin.
"Ini adalah musim terbaik dalam karier saya, dan saya tidak tahu apakah ini akan menjadi musim terbaik sepanjang karier saya. Tetapi jelas jumlah dan statistik berbicara," kata Marquez dikutip dari Crash.
"Kami menunjukkan potensi kami tahun ini dan itu adalah musim yang sempurna, karena cukup sulit untuk dikembangkan," lanjutnya.
Bagi Marquez sendiri juara dunia MotoGP 2019 ini menjadi juara dunia ke-8 yang diraihnya dari kelas 125cc, Moto2 hingga MotoGP. Untuk MotoGP ini menjadi gelar juara dunia keenamnya.
Hebatnya lagi, ini jadi juara dunia keempat secara beruntunnya. Sejak debutnya di MotoGP 2013, pembalap berusia 20 tahun ini hanya gagal juara dunia pada 2015.
Dominasi Marquez diprediksi akan terus berlanjut di musim mendatang. Bahkan, pembalap berusia 26 itu bisa meraih banyak gelar juara dunia lagi.
"Buat saya, Marc akan terus hingga waktu yang panjang. Dia masih sangat muda. Buat saya, dia akan memenangi lebih dari 10 gelar juara dunia. Itu hal yang juga dipikirkan banyak orang," ucap Max Biaggi dikutip dari Marca.
"Tak sulit melihat itu akan terjadi, dia udah menunjukkannya pada kami. Daripada membicarakan soal (Valentino) Rossi, saya lebih memilih membicarakan pebalap yang akan datang (sebagai kompetitior Marquez), misalnya (Fabio) Quartararo," lanjutnya.
Marquez saat ini hanya kalah satu angka saja dari Rossi, yang sudah mengemas 9 gelar juara dunia. Sementara pembalap dengan gelar juara dunia terbanyak adalah Giacomo Agostini dengan 15 gelar juara dunia.
Quartararo Rising Star
Walau menyandang status rookie, namun Fabio Quartararo berhasil mencuri perhatian sepanjang MotoGP 2019. Pembalap Petronas Yamaha SRT itu pun sukses meraih gelar Rookie of The Year 2019.
Pembalap berjuluk 'El Diablo' atau Sang Iblis tersebut memang tampil apik di MotoGP 2019. Walau memakai motor dengan spek di bawah tim pabrikan, namun Quartararo berhasil meraih hasil baik.
Rookie asal Prancis itu sukses naik podium di tujuh balapan, dan enam kali merebut pole position. Sebuah pencapaian yang di luar dugaan, mengingat rekam jejaknya di Moto2 yang biasa saja.
Selama dua tahun di kelas Moto2, Quartararo memang hanya finis ke-13 dan ke-10. Kini, Quartararo mengakhiri musim dengan finis di posisi kelima dengan raihan 192 poin, dengan rincian 7 kali naik podium serta 6 kali pole position.
"Ini adalah sebuah musim yang luar biasa, jadi mungkin aku akan menilai diriku sendiri 8. Poin-poin yang hilang akibat kesalahanku sendiri, tapi aku perlu melakukan kesalahan itu agar jadi pembelajaran di masa depan," kata Quartararo dilansir GPOne.
"Penting untuk tidak memaksakan diri, tapi juga perlu dilakukan ketika ada beberapa balapan di mana kita bisa melakukan sebuah pekerjaan yang lebih baik seperti di Australia atau Silverstone. Aku memang membuat banyak kesalahan, tapi itu kan bagian dari pekerjaan ini dan aku belajar dari situ," lanjutnya.
Capaian ini juga yang membuat Quartararo diprediksi bakal menggantikan peran Valentino Rossi di Monster Yamaha usai gelaran MotoGP 2020. Musim depan sendiri, Quartararo akan memakai motor dengan spek yang sama dengan Rossi dan Maverick Vinales.
Bahkan, Quartararo juga diyakini bakal menjadi rival utama Marc Marquez di masa mendatang. Marquez sendiri sudah mengakui bila Quartararo adalah lawan terberatnya, selain Vinales dan Andrea Dovizioso.
"Yamaha mungkin akan lebih kompetitif, Fabio (Quartararo) bakal punya banyak pengalaman, Maverick (Vinales) dan Andrea (Dovizioso) bakal lebih cepat dan konsisten, jadi kami harus bekerja dengan sebaik mungkin. Kami akan lihat performa motor para rival, tapi saya siap bertarung melawan mereka," ujar Marquez.
Lorenzo Pensiun
MotoGP 2019 juga menjadi musim yang cukup menyedihkan, sebab menjadi balapan terakhir untuk Jorge Lorenzo. Pembalap Repsol Honda itu resmi memutuskan pensiun dari MotoGP.
Eks pembalap Ducati dan Yamaha itu mengumumkan kabar pensiunnya pada jumpa pers yang dilakukan Kamis 14 November 2019, pukul 15.00 waktu Valencia, Spanyol. Lorenzo ditemani oleh CEO Dorna, Carmelo Ezpeleta.
"Hari ini telah datang pada saya. Saya di sini untuk mengumumkan bahwa ini (MotoGP Valencia) jadi balapan terakhir saya," kata Lorenzo di situs MotoGP, saat itu.
Lorenzo memulai debutnya di ajang MotoGP pada 2008 bersama Yamaha hingga 2016. Bersama tim pabrikan asal Jepang itu, pembalap berusia 32 tahun itu merebut tiga juara dunia MotoGP.
Tiga gelar juara dunia MotoGP itu direbutnya pada 2010, 2012 dan 2015. Total, Lorenzo sudah merebut kima gelar juara dunia, dua lainnya didapat pada kelas 250cc pada musim 2006 dan 2007.
Sejak pindah ke Ducati pada 2017-2018, karier Lorenzo kurang baik dengan finis di posisi 7 dan 9 pada klasemen akhir. Hingga akhirnya hijrah ke Repsol Honda di 2019.
Performanya makin turun seiring cedera dan sulitnya beradaptasi dengan motor RC213V. Dia tak pernah finis 10 besar, dan akhirnya hanya mampu finis di posisi 19 dengan raihan 28 poin.
"Saya selalu berpikir bahwa ada empat hari penting bagi pengendara. Pertama adalah balapan pertama Anda, yang kedua kemenangan pertama Anda dan kemudian kejuaraan dunia pertama Anda. Tidak semua orang bisa memenangkan kejuaraan dunia tetapi sebagian dari kita berhasil, dan kemudian hari Anda pensiun," kata Lorenzo dilansir Crash.
Dia mengaku sudah memikirkan pensiun sejak mengalami kecelakaan di Sirkuit Assen pada latihan bebas dan mengalami cedera retak tulang belakang. Akibat cedera itu, dia absen di seri MotoGP Jerman, MotoGP Ceko dan MotoGP Austria.
Namun, baginya hal itu terlalu dini untuk menyatakan pensiun. Hingga akhirnya, Lorenzo memantapkan diri untuk selesai balapan di MotoGP pada seri Malaysia.
"Ketika saya terguling di gravel di Assen, saya berpikir 'Apakah ini benar-benar layak? Saya selesai dengan itu. Saya tidak ingin balapan lagi. Dan membuat keputusan akhir usai MotoGP Malaysia," papar Lorenzo.