Cepat atau Lambat, Pembalap Ini Bakal Gantikan Rossi di Yamaha
100kpj – Pembalap satelit Yamaha asal Prancis, Fabio Quartararo sedang berada di puncak karir setelah berhasil menutup musim di peringkat kelima tangga klasemen akhir. Figur berjuluk El Diablo itu bahkan mengungguli dua pembalap utama Yamaha, Maverick Vinales dan Valentino Rossi.
Capaian impresifnya tersebut membuat Quartararo dihadiahi Rockie of the Year pada penghargaan MotoGP tahunan yang diselenggarakan Dorna Sports. Hal itu dirasa pantas, sebab di usianya yang baru 20 tahun, dirinya berhasil mengantongi 192 poin, hasil dari tujuh kali naik podium.
Setelah MotoGP 2019 usai, Quaratararo pun menjadi komoditi paling memikat di mata petinggi tim. Bahkan sempat beredar kabar, dirinya akan menggantikan posisi Rossi di kursi utama Yamaha, dan berduet dengan Vinales. Semua itu, menurut sebagian kalangan, hanyalah perkara waktu.
Namun, saat disinggung mengenai peluangnya menggantikan posisi Rossi di Yamaha, Quartararo memilih bungkam. Ia mengaku, Rossi merupakan pembalap yang telah banyak menginspirasinya. Sehingga, dirinya merasa tak pantas membicarakan hal tersebut.
"Turun di MotoGP, balapan dengan Vale, sangat menyenangkan. Sudah jelas bertahun-tahun lalu target saya balapan dengannya, dan kini kami malah bertemu di lintasan. Tapi soal masa depan, saya belum tahu, meski jelas balapan dengan idola sangatlah istimewa," ujarnya dikutip dari Marca, Senin 16 Desember 2019.
Menjadi Incaran Ducati
Bukan hanya digadang-gadang ke tim utama Yamaha, Quartararo juga masuk dalam daftar incaran Ducati untuk mengarungi musim 2021 mendatang. Tim yang identik dengan warna merah itu bahkan diisukan siap menggelontorkan dana besar jika salah satu di antara Quartararo dan Vinales mau bergabung.
Akan tetapi, Quartararo ogah buru-buru menentukan opsi jika menilik masa kelamnya di Moto3 dan Moto2, saat ia punya manajemen yang buruk dan terlalu cepat ambil keputusan. Bersama Petronas Yamaha SRT, untuk pertama kalinya ia bertahan di tim yang sama dan punya kondisi karir yang stabil.
"Itu masih sangat jauh. Dulu saya punya pengalaman tak menyenangkan hanya karena terlalu cepat berpikir soal masa depan. Untuk sekarang, itu (bertahan di tim) oke-oke saja, tapi tentu kami akan mengevaluasi semua opsi. Saya tak membidik target apa pun maupun pabrikan tertentu," kata dia.
Baca juga: