Pensiun, Berikut Kilas Balik Perjalanan Lorenzo di MotoGP
100kpj – Pembalap Repsol Honda asal Spanyol, Jorge Lorenzo, akhirnya memutuskan pensiun lantaran cedera punggungnya yang kerap kambuh dan butuh waktu lama untuk sembuh. Ia mengaku telah mempertimbangkannya sejak lama, hingga akhirnya ia beranggapan akhir musim ini adalah waktu paling tepat.
“Ketika saya terjungkal di gravel sirkuit Assen, saya berpikir: apakah ini benar-benar layak? Saya selesai dengan semua ini. Saya tidak ingin balapan lagi. Dan membuat keputusan akhir usai MotoGP Malaysia pekan lalu," ujarnya saat menyampaikan pidato akhirnya belum lama ini.
Kendati menutup musim dengan raihan tak memuaskan, namun Lorenzo telah berhasil memberikan warna tersendiri di kompetisi balap terbesar di dunia tersebut. Memulai karirnya pada 2002 di kelas 125cc, pembalap berjuluk X-Fuera itu tampil impresif dan membuat tim lain di kelas 250cc tertarik merekrutnya.
Barulah pada tahun 2005, Lorenzo benar-benar naik kelas ke kompetisi 250cc atau yang sekarang disebut Moto2. Tim yang merekrutnya adalah Honda. Namun, dia hanya bertahan semusim di sana dan memutuskan hengkang ke tim lain asal Italia, Aprilia.
Keputusannya tersebut ternyata berbuah manis. Pembalap yang kini berusia 32 tahun itu berhasil meraih gelar juara dunia 250cc dua kali berturut-turut, yakni pada musim 2006 dan juga 2007. Raihan tersebut menjadi yang pertama sekaligus kedua, sebab saat berkompetisi di kelas 125cc, Lorenzo gagal mempersembahkan gelar pada timnya.
Setelah sukses di Moto2, Lorenzo memutuskan naik ke kompetisi tertinggi MotoGP pada 2008 silam. Kala itu, tim yang pertama merekrutnya adalah Yamaha. Bahkan, kebersamaan antara Lorenzo dan tim yang identik dengan warna biru itu terbilang lama, yakni sembilan tahun atau hingga berakhirnya kompetisi 2016.
Bersama Yamaha, ia berada di puncak karirnya. Lorenzo tercatat 114 kali naik podium dengan rincian 47 kali juara, 44 kali posisi kedua, dan 23 kali posisi ketiga. Pencapaiannya tersebut membuat dirinya berhasil merengkuh tiga kali juara dunia, yakni pada 2010, 2012, dan terakhir, 2015.
Namun, karena menginginkan tantangan baru, Lorenzo pun memutuskan pindah ke tim Ducati Corse. Bukannya mengulang capaiannya, ia malah tampil terseok-seok. Pada musim pertama saat membela tim tersebut, ia mengakhiri kompetisi di posisi ketujuh, sementara musim berikutnya lebih buruk, yakni posisi kesembilan tangga klasemen akhir.
Kendati tampil mengecewakan, nyatanya Honda menyimpan ketertarikan pada Lorenzo. Itulah mengapa, sebelum musim 2019 dimulai, pabrikan asal Jepang tersebut merekrut Lorenzo untuk menjadi tandem Marc Marquez. Akan tetapi, pembalap yang identik dengan nomor 99 itu tak sanggup tampil maksimal dan hanya berada di bawah bayang-bayang Marquez.
Saat ini, Lorenzo hanya menempati posisi ke-18 tangga klasemen sementara. Ia baru mengoleksi 25 poin, tanpa pernah meraih podium apalagi menang. Cedera punggung yang ia derita, ditambah karakteristik motor yang tak sesuai dengan gaya membalapnya, membuat Lorenzo kesulitan dan merasa sudah seharusnya mengakhiri karir di kompetisi MotoGP.
“Saya pikir, sudah saatnya saya berhenti,” kata Lorenzo sambil menahan tangisnya.