Penantian 10 Tahun, Asep Lukman Raih Juara Umum Trial Game Dirt
“Menurut pengalaman saya, Trial Game Dirt berbeda dari balapan lainnya. Dari segi event kemasannya bagus, serta antusias masyarakat dibanding dengan event sejenis lain. Kalau dari segi adrenaline juga sangat memacu dan menantang. Jadi ini benar-benar harus pakai teknik, menuntut kejelian, dan harus fokus. Lebih susah Trial Game Dirt dari pada motocross. Yang menang di motocross belum tentu menang di sini,” aku Asep Lukman.
Dengan dinobatkannya Asep Lukman sebagai raja baru Trial Game Dirt, kompetisi bergengsi balap motor trail ini akan semakin ketat, seru dan kompetitif di tahun – tahun mendatang. Karena, sejak tiga tahun terakhir tidak ada rider yang benar-benar mendominasi singasana juara.
Di tahun 2017, Aris Setyo sukses menjadi kampiun Trial Game Dirt. Satu tahun berselang, Aris Setyo harus turun tahta dan digantikan dengan Arjun Wicaksana. Mario CSP selaku Perwakilan 76 Rider menuturkan, dengan tahta juara yang berganti-ganti dalam tiga tahun terakhir menunjukkan Trial Game Dirt semakin kompetitif dan diminati para rider.
“Dengan kesuksesan yang diraih Asep Lukman tahun ini, menunjukkan bahwa tahta juara Trial Game Dirt merupakan gelar yang sulit untuk diraih oleh rider manapun. Hal ini akan menumbuhkan nuansa kompetisi yang semakin seru dan juga mendorong para rider untuk meningkatkan skill mereka bila ingin menjadi yang terbaik di kejuaraan ini,” tutur Mario.
Trial Game Dirt 2019 digelar dalam enam seri yakni Sragen, Magetan, Situbondo, Bojonegaro, Kebumen dan Nganjuk. Dalam setiap penyelenggaraannya, kejuaraan yang memadukan unsur sport dan entertainment ini menggelar empat kelas yaitu dua kelas utama; Campuran Open dan FFA (Free For All), serta dua kelas pendukung yakni FFA Master dan Campuran Non Seeded.