Cabut dari Yamaha, Vinales Sirik Lihat Performa Gemilang Quartararo?
100kpj – Meski kontraknya masih menyisakan satu musim lagi, namun Maverick Vinales memutuskan hengkang dari Yamaha untuk mencari pengalaman baru. Kabarnya, ada sejumlah tim yang menginginkan jasanya, mulai dari Aprilia, Ducati, hingga Suzuki.
Menurut keterangan resminya, Vinales memilih hengkang lantaran tak puas dengan kinerja tim terkait pengembangan sepeda motor. Parahnya lagi, dia mengaku telah melayangkan komplain berulang-ulang, namun tak pernah digubris tim pabrikan tersebut.
"Selama tiga tahun komentar saya selalu sama. Mereka membuat catatan dan isinya hanya itu-itu saja dalam tiga tahun beruntun. Saya tidak pernah finis di posisi paling belakang sebelumnya, bahkan ketika saya baru mulai berlomba," ujar Vinales saat mengumumkan kabar tentang kepindahannya dari Yamaha.
"Hasil itu sungguh menyakitkan. Ini tidak menghormati diri saya sendiri sebagai pembalap. Ini sulit dilupakan, sejujurnya. Ini membuat saya berpikir keras,” lanjutnya.
Baca juga: Vinales Cabut Meski Gajinya Besar, Dovi: Dia Sudah Tak Percaya Yamaha
Namun, pertanyaannya, benarkah performa motor Yamaha sedemikan buruknya? Mengingat, dengan motor yang sama, Fabio Quartararo mampu tampil dominan. Bahkan, kini pembalap asal Prancis tersebut masih memuncaki klasemen MotoGP 2021.
Legenda MotoGP yang besar di era 90-an, Kevin Schwantz secara tak langsung mengaku ragu seandainya motor yang menjadi penyebab Vinales hengkang dari Yamaha. Dia mengira, memang dasarnya pembalap asal Spanyol tersebut yang terlalu berhati-hati dan tak mampu mencapai limitnya.
"Sebuah motor tidak bisa berubah dari motor paling belakang menjadi motor pemenang dalam waktu pekan. Dia bisa meningkat dari posisi kelima atau keenam ke posisi pertama. Fabio Quartararo buktinya. Dia finis ketiga di Jerman dan menang di Assen," tegasnya.
Lebih jauh, Schwantz menduga, Vinales tak nyaman di Yamaha lantaran terjadi ketimpangan performa antara dirinya dengan Quartararo. Sebab, saat dia terpuruk, rekan setimnya tersebut justru mendominasi perlombaan.
"Kalau rekan setim Anda terus menang dan memimpin kejuaraan, Anda bisa dengan mudah merasa sedih. Dia (Vinales) pasti benar-benar tidak senang di Yamaha.”
"Akan tetapi, Anda harus tetap fokus dengan diri Anda sendiri, melakukan yang terbaik, dan membawa hasil sebaik mungkin hingga akhir musim,” kata dia.