Bising! Mengapa Lorenzo Jadi Banyak Ngoceh Usai Pensiun dari MotoGP?
100kpj – Usai pensiun dari MotoGP, Jorge Lorenzo mendadak berubah menjadi sosok yang banyak bicara. Bukan hanya mengomentari jalannya perlombaan di kompetisi, dia juga kerap ‘menyerang’ pembalap lain melalui kritikan pedasnya. Lantas, mengapa Lorenzo melakukan hal tersebut?
Berkat komentar pedasnya tersebut, sejumlah pembalap mengaku sangat terganggu. Sebab, apa yang disampaikan Lorenzo seringnya menyerang pribadi mereka. Itulah mengapa, sebagian mereka meminta Lorenzo diam, alias tak perlu banyak bicara.
Baca juga: Stop Nyinyir ke Pembalap Lain, Lorenzo! Tingkahmu Seperti Orang Bodoh!
Disitat dari Motorsport-Total, pembalap pengganti Honda, Stefan Bradl menilai, apa yang dilakukan Lorenzo merupakan tindakan bodoh, alias tak ada manfaatnya. Dia memahami, pria asal Spanyol itu menikmati kehidupan media sosialnya. Namun, jangan sampai hal itu menjeremuskan dia ke jurang permusuhan.
"Sungguh bodoh melakukan sesuatu macam itu secara publik. Saya tak bisa memahami Jorge. Ia mungkin menikmati kehidupan media sosianyal. Saya tahu apa yang ia lakukan karena saya mengikutinya di Instagram. Apa yang ia lakukan mungkin menyenangkan. Namun, saya takkan melakukannya dengan cara itu," ujar Bradl.
Lebih jauh, dia berharap, tren bermedia sosial tidak membuat etika seseorang menjadi berubah. Sebab, menurutnya, dampaknya bakal berpengaruh ke dunia nyata.
"Saya sadar, media sosial dibutuhkan generasi masa kini. Saya rasa media sosial bisa dipakai dengan cara terbaik oleh orang-orang yang pikirannya masuk akal. Rasa hormat bisa hilang jika Anda komentar seenaknya, baik komentar positif atau negatif. Kadang rasa hormat pada para rival sangat dibutuhkan," tegasnya.
Mengapa Lorenzo Jadi Banyak Bicara?
Manajer Danilo Petrucci, Alberto Vergani merasa, Lorenzo merasa jenuh atau bosan setelah pensiun terlalu dini dari MotoGP. Itulah sebabnya, Lorenzo banyak mengomentari pembalap lain, supaya tetap mendapat perhatian publik.
"Jorge sedang menikmati relaksasi di Maladewa, aku melihat beberapa foto di media sosial. Tapi kupikir dia mulai bosan, dia sedang melalui sindrom pensiun dari balap motor," urai Vergani dilansir dari Motosan.
"Jorge di sisi yang lain terlihat bosan, karena dia pensiun saat usianya 30 tahunan," lanjutnya.
Saat pensiun dari MotoGP, Lorenzo memang terbilang masih muda. Padahal, di usia 30-an awal, pembalap profesional biasanya sedang matang-matangnya. Kini, setelah tak memiliki kegiatan di dunia yang membesarkan namanya itu, Lorenzo mulai merasa bosan. Itulah mengapa, supaya tidak dilupakan publik, dia aktif berkomentar.
"Itu seperti ketika kau berlibur, kau sudah 2-3 minggu jauh dari rumah, kau masih menikmati liburanmu. Tapi jika kau pergi setahun, kau akan bosan. Dan Lorenzo menurutku berada di posisi itu," kata Vergani.