Ternyata Ini yang Bikin Pembalap Pertamina Mandalika Pelan
100kpj – Pada musim 2021 ini, kejuaraan dunia balap motor Moto2 sepertinya punya daya tarik tersendiri bagi masyarakat di Indonesia. Pasalnya di ajang tersebut ada tim yang kental dengan nuansa Indonesia, salah satunya Pertamina Mandalika SAG Team.
Dua pembalap bule yang digaji oleh perusahaan pelat merah di Indonesia, yakni Bo Bendsneyder dan Thomas Luthi mampu membuat para pecinta balap motor di Indonesia penasaran, apalagi kualitas kedua pembalap tersebut juga mumpuni untuk bertarung di ajang Moto2.
Pada seri pertama di sirkuit Losail, Qatar pada 29 Februari 2020 lalu Bo Bendsneyder sempat memimpin jalannya lomba padalap awal, karena pengalaman dan mentalnya akhirnya Bo finish diurutan ke 7. Pada seri kedua Minggu, 4 Maret 2021 kemarin yang juga diselenggarakan di sirkuit Losail, Qatar Bo Bendsneyder finish diurutan ke 12.
Walaupun merasa bukan hal yang buruk, tapi Bo merasa tidak puas dengan hasil yang didapat. Apalagi Bo merasa, balapan seri kedua di Qatar ini merupakan hal yang sulit bagi dirinya.
"Kami telah menyelesaikan balapan dan finsih ke 12, bukan hasil yang buruk karena akhir pekan ini sulit bagi saya. Saya agresif saya bisa mendahului tiga sampai empat pembalap, kemudian masalah muncul karena pembalap lain dapat mendahului saya di trek lurus. Kondisi itu sulit bagi saya untuk menahan mereka, walaupun saya selalu berusaha keras untuk kembali mendahului mereka, namun hal itu sulit. Hingga akhirnya saya finish di urutan ke 12, saya ingin segera balapan di Eropa," bilang Bo.
Sementara Thomas Luthi sejak seri pertama belum menemukan performa terbaiknya, pada seri kedua ini Thomas Luthi mengalami nasib sial. Ketika dia masih mengeluhkan kendala pada motornya, Luthi harus berhenti balapan lebih dulu karena kecelakaan yang dialami.
"Saya mengakhiri balapan dengan bencana karena saya kecelakaan di Losail, sebelum kecelakaan saya juga harus akui bahwa tidak bisa menggeber motor dengan kencang. Saya tidak bisa menebak mengapa saya tidak bisa kencang, tapi saya merasakan bahwa grip ban belakang saya sangat tidak baik, dan masalah itu tentu berpengaruh pada gaya berkendara dan feeling berkendara," beber Luthi.
Sementara itu menurut Kemalsyah Nasution, Team Principal Mandalika SAG Team menjelaskan selain masalah teknis pada sepeda motornya para pembalap juga punya kendala lain. Kendala tersebut sebetulnya bisa dirasakan oleh semua pembalap.
"Biar bagaimana pun penyebaran virus corona yang belum usai itu membuat semua yang terlibat di MotoGP tidak nyaman, karena kami tidak bisa bebas pergi kemana pun. Di hotel kami seolah dikarantina," bilang Kemal kepada 100KPJ.com melalui sambungan telepon.
Lebih lanjut Kemal menambahkan bahwa, cuaca di Qatar itu luar biasa tidak dapat diprediksi, apalagi di Qatar itu anginnnya besar.
"Cuaca yang tidak menentu menambah sulit, selain itu angin yang besar juga jadi rintangan, karena angin tersebut membawa debu pasir ke lintasan," bebernya.
Kemal juga menjelaskan bahwa ban Dunlop menggunakan kompon baru, hal itu juga mempengaruhi gaya balap pembalap.
"Itu makanya Luthi sampai seri kedua ini belum bisa menemukan performa terbaiknya, selain itu angin kencang membawa pasir naik ke lintasan, tentu hal itu juga menjadi kendala besar," pungkas Kemal.
Baca juga: Gebrakan Awal Pembalap Pertamina Mandalika SAG Team di Moto2