Ngeri, Marquez Harus Siap Hadapi Risiko Ini saat Kembali ke MotoGP
100kpj – Legenda MotoGP era 90-an, Kevin Schwantz mengatakan, saat kembali ke lintasan, Marc Marquez mungkin tak akan sehebat dulu. Sebab, selain kondisi tubuhnya yang kurang bugar, pembalap Repsol Honda tersebut harus menjalani adaptasi ulang terhadap kendaraan maupun lintasan yang dilaluinya.
Diketahui, Marc Marquez mengalami cedera fracture humerus atau lengan sebelah kanan setelah jatuh di sirkuit Jerez, Spanyol, awal musim lalu. Dia kemudian menjalani operasi tahap pertama sebagai upaya pemulihan. Namun, empat hari pascaoperasi, dia memaksakan diri kembali ke lintasan.
Baca juga: Tanpa Marquez, Repsol Honda Akui Tampil Kacangan di MotoGP
Imbasnya, plat fiksasi di tulang humerusnya patah dan harus naik ke meja operasi lagi untuk menjalani pembedahan kedua. Sayangnya, tak ada hasil yang terlihat. Sehingga, mau tak mau, dia dan Honda sepakat menggelar operasi ketiga untuk pencangkokan tulang.
Berkaca pada kenyataan tersebut, Kevin Schwantz meyakini, Marquez berada pada kondisi yang memprihatinkan. Bahkan, kata dia, besar kemungkinan pembalap asal Spanyol itu kehilangan sentuhannya di lintasan.
"Marc akan butuh waktu lama untuk kembali. Kita sudah lihat ia mencoba kembali sesegera mungkin (di Andalusia). Ini adalah cedera terbesar pertamanya, dan ini adalah masa terlama baginya tidak mengendarai motor sejak ia masih berusia 5-6 tahun," ujar Schwantz, dikutip dari Speedweek, Senin 21 Desember 2020.
"Pembalap pasti terjatuh dan cedera pada waktunya. Saya yakin ia sudah menyadari di Jerez bahwa seorang rider tak selalu bisa langsung bangkit ketika jatuh. Tapi seperti yang saya bilang, semakin lama ia jauh dari motornya, maka bakal makin sulit baginya untuk kembali ke performa yang sebelumnya," sambungnya.
Lebih jauh, Schwantz juga memerkirakan, cedera panjang kemungkinan membuat Marquez tak mampu menjaga keseimbangan motor saat hendak terjatuh. Apalagi, sejauh ini Honda dikenal sebagai tunggangan terliar di pentas MotoGP.
"Performa Marc nanti akan sangat tergantung pada kondisi fisiknya, tergantung berapa lama waktu yang ia butuhkan untuk kembali melaju cepat seperti sediakala, dan sekalinya ia kembali cepat, ia akan berpikir apakah ia bisa kembali melakukan aksi-aksi 'save' yang ajaib itu lagi," kata Schwantz.