Menyiksa All New Yamaha Aerox 155 Connected, Hasilnya Enggak Nyangka
100kpj – All New Yamaha Aerox 155 Connected resmi diluncukan PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM). Sebelum sampai ke tangan konsumen, 100KPJ mendapat kesempatan untuk menyiksa motor matik tersebut.
Bersama rekan-rekan media lainnya, kami mencoba Aerox terbaru dengan rute dalam kota. Dimulai dari diler Yamaha DDS Cempaka Putih, Jakarta Timur menuju Sirkuit Sentul Karting, Bogor, Jawa Barat, Selasa 10 November 2020.
Baca juga: Jangan Kaget, Konsumsi Bahan Bakar Yamaha Aerox Terbaru Tembus Segini
Selama pengujian berlangsung, kami menggunakan Aerox Connected ABS yang menjadi varian tertinggi dengan fitur terlangkap, harganya dibanderol Rp29 juta. Sedangkan tipe Connected dilego Rp25,5 juta on the road Jakarta.
Desain, fitur, dan kepraktisan
Desain lebih sporty dari versi sebelumnya, Yamaha mengklaim Aerox terbaru menggabungkan unsur super sport dengan skutik. Sehingga bodi dekat foot step berbentuk X, menggambarkan penggabungan dua jenis motor tersebut.
Lekukan bodi depan dibuat serba tajam, dengan fairing lebar yang diberikan aksen air scoops atau lubang udara di sisi samping. Bentuk rumah lampu depan menjadi lebih besar dengan penambahan DRL (Daytime Running Light).
Kemudian letak huruf Aerox di bodi samping berubah dari versi sebelumnya. Di bagian belakang desain lampu pengereman berubah dengan penerangan LED, sama seperti lampu depan. Selain itu bentuk spakbor menjadi agak besar.
Desain jok mirip dengan versi sebelumnya, hanya foot step dibuat agak berbeda. Namun untuk posisi riding, postur 175 cm kaki masih menepak ke aspal, tidak terlalu menekuk ketika berkendara, jarak tangan ke setang cukup nyaman.
Fitur terbaru yang menjadi unggulan adalah sistem konektifitas yang menghubungkan informasi motor ke dalam smartphone. Aerox edisi 2020 itu dilengkapi teknologi Yamaha Connected sama seperti NMAX terbaru di varian tertinggi.
Dengan fitur tersebut, pemilik dapat memantau konsumsi bahan bakar, status aki, kondisi oli, hingga gaya berkendara melalui aplikasi Y-Connect yang di dapat donwload dari android atau iOS. Lantas gimana menghubungkannya?
Setelah memiliki aplikasi tersebut, Anda diharuskan mengisi data diri secara lengkap untuk masuk ke langkah selanjutnya. Jika sudah, lalu aktifkan GPS dan Bluetooth di gadget, kemudian ada 3 pilihan untuk menghubungkannya.
Yang kami lakukan saat mengkoneksikannya scan barcode di plastik pembungkus jok, atau bisa memasukkan nomor rangka di bagasi. Setelah terhubung, dalam aplikasi bertuliskan connec, dan di layar instrument logo App muncul.
Panel instrument Aerox juga berubah, tampilannya lebih moderen dari versi sebelumnya. Terdapat dua indikator putaran mesin. Informasi kecepatan rata-rata, jam, jarak tempuh, konsumsi bahan bakar, jarak pemakaian van belt, dan oli tersedia.
Khusus untuk tipe Connected ABS sudah dilengkapi fitur Stop and Start System (SSS) untuk mematikan mesin otomatis saat di lampu merah. Sehingga dapat meminimalisir bahan bakar yang terpakai, begitu juga saat kondisi jalan macet. Selain itu, dilengkapi suspensi tabung, dan kunci pintar.
Perubahan lainnya adalah kapasitas tangki Aerox yang awalnya 4,7 liter diperbesar menjadi 5,5 liter. Sehingga konsekuensinya, ruang bagasi di balik jok menjadi lebih kecil dari sebelumnya berkapasitas 25 liter, menjadi 24 liter namun masih bisa menampung helm full face tertentu.
Untuk pengereman, lagi-lagi Yamaha mempertahankan model tromol pada bagian belakang. Maka sistem ABS (Anti-lock Braking System) hanya satu channel, yang disematkan pada bagian depan model disk brake alias cakram.
Performa, handling dan konsumsi BBM
Bukan hanya itu, jantung pacu motor matik tersebut juga mengalami perubahan. Meski kapasitasnya masih 155cc, namun Yamaha menaikkan kompresinya menjadi lebih padat. Jika sebelumnya 10,5:1 ditingkatkan menjadi 11,6:1.
Berkat perubahan tersebut, saat pengujian di sirkuit kami merasakan dari putaran bawah sudah lebih responsif. Terlebih saat memasuki kecepatan 40-80 km per jam. Di atas kertas tenaga Aerox terbaru 15,1 dk dan torsi 13,9 Nm.
Lebih galak dari versi sebelumnya yang hanya bertenaga 14,7 dk, dan torsi 13,8 Nm. Melihat dari desain filter udara, dan radiatornya mesin terbaru Aerox mirip dengan NMAX terbaru, namun secara tenaga masih lebih besar Aerox.
Mesin injeksi yang dilengkapi pendingin radiator itu didukung teknologi VVA (Variable Valve Actuation) yang diklaim dapat menghasilkan torsi merata di setiap putaran mesin. Kami mendapatkan kecepatan 60-80 km per jam sekitar 4.500-7.000 rpm.
Saat mencoba di sirkuit, handling motor matik tersebut stabil, tidak ada limbung berkat setelan suspensi belakang model tabung yang cukup rigid. Berkali-kali melakukan manuver di dalam lintasan sepanjang 1.200 meter dengan 14 tikungan.
Meski ayunan suspensi agak keras, namun tidak mengurangi kenyamanan ketika berkendara sendiri di jalan dalam kota. Saat melewati jalan rusak sebelum memasuki kawasan sirkuit, ayunan suspensi depan dan belakang baru terasa.
Untuk konsumsi BBM, perjalan dari Cempaka Putih ke Sirkuit Sentul Karting, kami berusaha menjaga putaran mesin di 4.000 rpm, dengan kecepatan rata-rata 30-40 km per jam selama perjalanan. Rute yang kami lewati cukup beragam.
Salah satunya stop and go menerobos kemacetan, dan menanjak. Dalam kondisi tersebut, konsumsi bahan bakar yang kami dapat 52 km per liter, dengan gaya eco riding tanpa mengaktifkan fitur SSS, artinya lampu merah mesin tetap hidup.