Ngerinya Orang Indonesia, kalau Beli Moge Maunya Cash
100kpj – Direktur PT Garda Andalan Selaras atau GAS, selaku distributor moge Triumph di Indonesia, Yudi Yulianto mengatakan, penjualan mereka di semester pertama tahun ini terbilang anjlok. Namun perlahan, seiring dengan diberlakukannya kenormalan baru atau new normal, pencapaian tersebut mulai kembali membaik.
“Penjualan sempat merosot pas awal-awal PSBB. Kita cuma bisa meraih 30 persen dari target awal yang ditetapkan. Tapi setelah (PSBB) dilonggarkan, penjualan mulai membaik. Bahkan kita bisa melebihi target bulanan,” ujar Yudi kepada wartawan, Selasa 18 Agustus 2020.
Baca juga: Triumph Luncurkan 5 Motor ‘Super’ di Indonesia, Harganya Astaga
Konsumen lebih senang beli cash
Di luar pasar mereka yang terus membaik, ternyata ada satu fenomena lain yang menarik dibahas. Kata Yudi, konsumen Triumph di Indonesia kebanyakan membeli motor gede secara cash atau tunai, bukan mengangsurnya tiap bulan.
“Iya, memang begitu faktanya. Kurang lebih 60 persen konsumen kita belinya cash, sementara sisanya kredit,” terangnya.
Yudi menjelaskan, konsumen moge sejatinya berbeda dengan konsumen motor konvensional. Sebab, mereka membeli kendaraan bukan untuk menunjang mobilitas, melainkan untuk meningkatkan penampilan, gaya hidup, serta gengsi.
“Kalau bicara konsumen, konsumen kita kan top level bukan medium level. Orang-orang di kalangan itu enggak terganggu ekonominya pas corona, jadi daya belinya masih tinggi. Jadi menurut saya, untuk segmen premium masih aman,” tegasnya.
Penjualan Triumph bakal membaik
Yudi meyakini, penjualan yang mulai pulih bakal semakin membaik seiring dengan diberlakukannya kenormalan baru. Bahkan, jika terus meningkat, pihaknya bakal merevisi target penjualan yang telah ditetapkan beberapa waktu lalu.
“Target bulanan kita ada di delapan sampai 10 unit lah. Itu (untuk ukuran moge) udah lumayan tinggi. Tapi semuanya kan dinamis, bisa jadi bakal ada perubahan lagi,” kata dia.