Banyak yang Belum Tahu, Pertamina Pernah Hapus 3 Varian BBM Ini
100kpj – Belakangan ramai diberitakan soal rencana PT Permina yang akan meyudahi penjualan Premium dan Pertalite. Ini sejalan dengan putusan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK Nomor 20 tahun 2017 mengenai pembatasan Research Octane Number atau RON.
Pada aturan tersebut dijelaskan, BBM yang boleh digunakan pada kendaraan minimal harus mencapai RON 91 dengan kandungan sulfur maksimal 50 ppm serta ambang batas Cetane Number minimal 51. Regulasi ini berkenaan dengan aturan standar Euro IV yang berlaku juga di negara lain.
Baca Juga:
Pertamina Tegaskan Masih Jual Premium Sesuai Penugasan Pemerintah
Hartanya Puluhan Miliar, Koleksi Mobil Dirut Pertamina Bikin Kaget
Dalam produk Pertamina, BBM yang berada di bawah RON 91 ada Pertalite dengan RON 90, Premium RON 88, dan Solar yang memiliki Cetane Number (CN) 48. Jika berpatokan pada aturan tersebut, maka ketiganya bakal dihapus karena tak sesuai standar Euro IV.
Akan tetapi, Pertamin menegaskan tetap menyalurkan premium sesuai dengan penugasan yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 43 tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak.
Kepastian itu juga dikuatkan melalui aturan Menteri ESDM pada 28 Mei 2018 yang telah menetapkan Kepmen ESDM Nomor 1851 K/15/MEM/2018 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan.
Terlepas dari itu, Pertamina juga sebelumnya pernah menyetop penjualan tiga produk mereka untuk kendaraan bermotor. Dari hasil penelusura di beberapa sumber, Kamis 18 Juni 2020, produk yang dimaksud adalah Premix, Super TT dan Bensin Biru.
Pada era 1980-an, Pertamina hanya memiliki satu jenis BBM, yakni Premium dengan RON 83. Karena kebutuhan akan BBM dengan RON lebih tinggi, maka kemudian mereka menghadirkan Super, yakni bensin dengan RON 95. Jelang awal 1990-an, RON untuk Super dinaikkan angkanya menjadi 98.
Demi memenuhi perjanjian internasional soal kerusakan lingkungan akibat timbal, maka Super kemudian diubah menjadi Super TT, yakni singkatan dari Tanpa Timbal. Biaya produksi Super TT sangat besar, sehingga Pertamina memutuskan untuk menghentikan penjualannya.
Baca Juga:
Panas! Honda Siapkan Skutik 125cc Baru, Harganya Mepet-mepet BeAT
Balapan Oneprix Akhirnya Digelar Kembali , Yuk Catat Jadwalnya
Mereka kemudian menawarkan kepada pihak swasta, untuk membuat Premix, kependekan dari Premium Mixture dan memiliki RON 92. Premix kemudian dinaikkan spesifikasinya, menjadi RON 95. Sayangnya, kebijakan yang berbelit-belit membuat Pertamina memutuskan untuk menyudahinya.
Terakhir, ada Bensin Biru yang memiliki kandungan timbal sangat rendah. BBM jenis ini dibuat khusus, untuk kendaraan bermesin dua langkah atau dua tak. Saat mesin tersebut tak lagi diizinkan untuk diproduksi, maka penjualan Bensin Biru juga ikut berakhir.