Unik, Wakil Presiden Malah Dorong MUI Haramkan Mudik
100kpj – Penyebaran virus corona di Indonesia masih merajalela, salahsatu cara untuk mengantisipasi penyebaran virus corona ini adalah dengan melakukan aktivitas di dalam rumah, sesuai dengan himbauan yang diberikan oleh pemerintah.
Namun, tampaknya tradisi mudik dikhawatirkan membuat penyebaran virus corona menyebar ke berbagai daerah, karena bisa jadi pemudik tersebut tanpa disadari akan menjadi kurir penyebaran virus yang berasal dari Wuhan, China di kampung halamannya.
Apalagi berdasarkan hasil sementara rapat terbatas pemerintah beberpa waktu lalu, diputuskan memang tidak ada aturan yang melarang masyarakat untuk mudik ke kampung halaman. Jika masyarakat tetap mudik, maka Indonesia bakal jadi lima negara yang paling besar terpapar Covid-19.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), Denny JA, menyarankan pemerintah melarang tegas masyarakat supaya tidak mudik lebaran untuk memutus mata rantai wabah Covid-19. Karena jika mudik tidak dilarang, Indonesia potensi melompat jadi lima besar negara terpapar corona.
Berdasarkan data yang dihimpun, ada lima negara yang paling terpapar Covid-19 yakni peringkat pertama diisi Amerika Serikat dengan 245.380 kasus, Spanyol ada 117.710 kasus, Italia sebanyak 115.242 kasus, Jerman sebesar 85.263 kasus, dan Cina ada 81.620 kasus.
"Tapi jika Presiden RI tak melarang dengan keras mudik lebaran, besar kemungkinan Indonesia segera melejit masuk ke dalam lima besar negara yang paling terpapar Covid-19," kata Denny yang dikutip dari Vivanews, Sabtu 4 April 2020.
Menurut dia, pemerintah tidak cukup hanya sebatas imbauan kepada masyarakat supaya tidak mudik. Misalnya, bagi yang mudik diimbau untuk karantina 14 hari atau berstatus menjadi orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP). "Tapi jumlah sebanyak 14,9 juta penduduk itu akan diisolasi di mana? Cukupkah infrastuktur kesehatan kita mengurus populasi sebanyak itu?" tambahnya.
Sekarang saja, kata dia, banyak rumah sakit dan tenaga medis yang menjerit kekurangan fasilitas. Sedihnya, jumlah pasien yang meninggal dunia itu lebih banyak dibandingkan pasien yang dinyatakan sembuh oleh pemerintah. “Bagaimana infrastuktur kesehatan kita siap dan mampu menampung lonjakan korban terpapar Covid-19 paska mudik,” bebernya.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden Ma'ruf Amin angkat suara mengenai pro kontra mudik di masa wabah virus corona COVID- 19 ini. Uniknya Ma'ruf mengaku sudah mendorong agar Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa mengenai bahaya mudik di masa sekarang ini. "Kita sudah mendorong MUI untuk menyatakan bahwa pada saat sekarang ini mudik itu haram hukumnya," kata Ma'ruf yang diberitakan oleh Viva.co.id.
Hal itu disampaikan Ma'ruf saat melakukan rapat dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau Emil melalui video telekonferensi. Ma'ruf merespon kekhawatiran Emil tentang ancaman penularan saat orang-orang mudik ke daerah nanti. "Saya akan coba nanti supaya keluar tentang mudik," singkat Ma'ruf.
Ridwan Kamil mengamini dorongan untuk mengeluarkan fatwa tersebut. Menurut dia, warga juga akan lebih mendengar jika ada arahan dari para pemuka agama. "Karena banyak yang berdalih-dalih dengan ayat-ayat dan syariat juga. Jadi kalau MUI bisa keluarkan fatwa, tugas saya sebagai umaroh (pemerintah) tinggal menguatkan, seperti fatwa MUI tentang solat jumat," ujar sang gubernur.
Mantan wali kota Bandung ini berkaca pada pengalaman dirinya pernah dibully karena berinisiatif melarang warga salat Jumat. Setelah dikuatkan melalui fatwa MUI, warga menurutnya kemudian jadi lebih mengerti. "Jadi mohon inovasi dari Pak Wapres, Ma'ruf Amin adalah menghasilkan fatwa," pungkas Emil.
Baca juga: Demi Ingin Mudik, Pria Ini Pura-pura Meninggal Diangkut Ambulans