Penumpang Padat, Jam Operasional KRL Kembali Normal Sore Ini
100kpj – PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) akhirnya mencabut pembatasan jam operasional KRL mulai pukul 06-00 sampai 20.00 WIB. Sebab, terjadinya kepadatan penumpang atas kebijakan, yang mana malah membuat penyebaran virus corona lebih besar.
Sebelumnya, PT KCI memutuskan untuk membatasi jam operasional pada 23 Maret guna menekan penyebaran virus covid-19 tersebut. Putusan ini juga sebagai bentuk dukungan kebijakan pemerintah yang menyarankan masyarakat untuk bekerja dari rumah. "
PT KCI mendukung kebijakan pemerintah agar masyarakat bekerja di rumah untuk menghambat penyebaran virus corona. Mohon dapat menyesuaikan perjalanan Anda. Jadwal lengkap dapat dilihat di www.krl.co.id." bunyi pernyataan PT KCI.
Sayangnya, keputusan tersebut malah membuat KRL lebih padat karena banyaknya penumpang. Akhirnya PT KCI memutuskan untuk menormalkan kembali jadwal perjalanan KRL mulai pukul 15.00 WIB hingga seterusnya.
"PT KCI telah melakukan evaluasi atas jadwal operasional KRL yang berlangsung pagi ini. Jadwal KRL akan kembali normal mulai sore ini pukul 15.00," bunyi pernyataan PT KCI di akun Twitter @commuterline.
KRL akan kembali beroperasi dari pukul 04.00-24.00 WIB dan berlaku di 80 stasiun rute KRL. Walau begitu, PT KCI tetap menyarangkan masyarakat untuk tetap berdiam diri di rumah dan tak melakukan bepergian.
"Dengan normalisasi jadwal ini, kami menghimbau pengguna untuk tetap beraktivitas dari rumah, kecuali kegiatan yang sangat perlu dan mendesak. Jadwal KRL Kembali normal tidak untuk dimanfaatkan bepergian dengan tujuan-tujuan yang tidak mendesak," lanjut pernyataan itu.
"Penerapan jarak sosial di stasiun dan kereta juga dilakukan di dalam stasiun dan kereta. Di dalam stasiun, PT KCI bersama KAI membuat garis batas antrian di loket, gate, dan sebelum pemeriksaan suhu tubuh."
"Selanjutnya petugas juga mengarahkan pengguna untuk dapat mengisi kereta yang kosong terlebih dahulu. Selama perjalanan, petugas pengawalan kereta juga bergerak menghimbau pengguna untuk berpindah dari kereta yang penuh ke kereta yang lebih kosong."
"Sejalan dengan kebijakan dari pemerintah dan himbauan untuk bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah juga semakin banyak masyarakat yang mengikuti," tuntasnya.