5 Kebiasaan Buruk Pemotor di Indonesia yang Jarang Ada di Negara Lain
100kpj – Sepeda motor merupakan jenis kendaraan paling banyak digunakan di Indonesia. Kendati demikian, bukan berarti seluruh pemiliknya mengerti betul cara berkendara yang aman dan nyaman. Tak sedikit yang masih memegang prinsip ‘asal bisa jalan’ saat sedang mengendarainya.
Perilaku berkendara yang tak sesuai aturan bukan hanya merugikan diri sendiri, melainkan juga pengguna jalan lainnya. Berikut kami rangkum lima kebiasaan buruk pemotor di Indonesia yang tak banyak ditemukan di negara lainnya.
Naik Motor Bertiga atau Lebih
Kendati sudah diikat menggunakan aturan lalu lintas, namun masih banyak yang nekat melakukan hal ini. Padahal, sepeda motor merupakan kendaraan ringkas yang dirancang untuk mengangkut maksimum dua penumpang.
Selain menyalahi batas beban maksimum, membawa terlalu banyak muatan juga membuat kendaraan menjadi hilang keseimbangan. Tentu saja hal ini berbahaya bagi diri sendiri, penumpang, maupun pengguna jalan lain.
Bonceng Anak di Depan
Bukan hanya di kawasan pemukiman warga, saat berada di jalan raya kita juga kerap menemukan pemandangan di mana seorang anak diletakkan di jok bagian depan. Sedang, pengendara yang umumya merupakan orang tuanya berada di belakangnya dan beranggapan bahwa posisi itu merupakan posisi teraman.
Padahal, meletakkan anak di jok depan motor bisa memicu kecelakaan lalu lintas. Selain itu, posisi tersebut juga membuat anak berperan sebagai ‘bantalan’ saat terjadi tabrakan. Sebab, motor tidak memiliki daya absorbsi layaknya mobil.
Bonceng Anak Sambil Berdiri
Di pinggir perkotaan dan wilayah pemukiman, pemandangan ini sering sekali terlihat. Pemotor membawa dua penumpang, salah satunya anak-anak yang berada di tengah, dan dijepit dari arah depan dan belakang.
Entah tujuannya apa, bocah yang berada di tengah itu kadang diposisikan layaknya sedang berdiri, kemudian dua ketiaknya disangga penumpang dewasa di belakangnya. Padahal aksi tersebut berbahaya sekali, karena akan sangat mudah kehilangan keseimbangan. Permukaan jok motor juga terlalu licin untuk dijadikan pijakan kaki.
Naik Motor Sambil Ngerokok
Ada dua alasan mengapa naik motor sambil merokok sangat berbahaya dilakukan. Pertama, percikan bara dan asapnya bisa mengganggu pengendara di arah belakang. Kedua, sang perokok bisa hilang keseimbangan lantaran sebelah tangannya dipakai untuk menggamit batang rokok.
Pacaran di Motor
Saat akhir pekan datang, banyak sepasang kekasih yang berlalu lalang mengendarai sepeda motor. Biasanya, saat sedang bersama, mereka asik membicarakan suatu hal sambil tertawa, sehingga bisa memecah konsentrasi berkendara.
Selain itu, kala sedang bersama, mereka juga kerap melaju dengan kecepatan di bawah rata-rata, alias lamban. Hal itulah yang membuat pengendara lain dari arah belakang merasa kesal dan tak sabar.