Polemik Pelebaran Trotoar di Jakarta, Sering Dijadikan Lahan Parkir
100kpj – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belakangan tengah fokus melakukan revitalisasi trotoar di beberapa titik penting ibu kota. Bahkan, pada akhir tahun lalu mereka mengajukan anggaran sebesar Rp1,2 trilun untuk mewujudkan rencana kerja tersebut. Padahal nyatanya, pelebaran trotoar kerap dimanfaatkan sebagai lahan parkir warga.
Melihat kenyataan di lapangan seperti itu, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah angkat bicara. Ia mengaku, angka yang diajukan Pemprov DKI untuk membenahi jalur pejalan kaki masih kebesaran, bahkan melebihi biaya penanggulangan banjir yang hanya Rp1 triliun saja.
"Mereka enggak konsentrasi, saya enggak tahu Pak Gubernur (Anies Baswedan) programnya apa. Kok justru program prioritas dia trotoar?" kata Ida, saat mendengar laporan mengenai pengajuan anggaran tersebut, dikutip dari VIVAnews.
Berdasarkan pengamatan 100KPJ di beberapa titik, seperti kawasan Sudirman dan sekitarnya, trotoar memang digunakan sebagai mana mestinya, yakni untuk berjalan kaki. Lebarnya ruang juga membuat masyarakat nyaman, sebab tersedia beberapa tempat duduk yang bisa digunakan untuk beristirahat.
Baca juga: Soal Anggaran Trotoar Rp1,2 Triliun, Anies: Biar Warga pada Jalan Kaki
Namun, di tempat padat penduduk, terutama di dekat pusat perbelanjaan dan pasar, trotoar seakan menjadi lahan bisnis bagi sebagian orang yang ‘memegang’ wilayah tersebut. Bagaimana tidak, trotoar yang sudah lebar dan rapi, lengkap dengan guiding block berwarna kuning seakan beralih fungsi menjadi tempat parkir umum.
Belum lama ini, jagad maya sempat dihebohkan dengan potongan gambar yang menampilkan pemandangan di trotoar Pasar Paseban, Senen, Jakarta Pusat. Di sana, ruang trotoar dipenuhi sepeda motor yang terparkir secara liar. Bahkan, hanya menyisakan lintasan kecil untuk dilalui pejalan kaki.
Padahal, trotoar yang dibangun sepanjang jalan Salemba Raya itu baru selesai direnovasi. Maka pertanyaan yang sama pun kembali muncul, jika trotoar memang dikhususkan untuk pejalan kaki? Mengapa kita justru lebih sering melihat kendaraan yang terparkir, ketimbang para pejalan kaki itu sendiri?
Masih teringat jelas di pikiran kita, bagaimana cantiknya kawasan Cikini, Jakarta Pusat saat Pemprov DKI merevitalisasi trotoarnya pada pertengahan tahun lalu. Pelebaran jalur pejalan kaki itu awalnya dinilai tepat, lantaran banyak pekerja kantoran yang harus melintasi kawasan tersebut.
Namun, beberapa hari setelah dibuka untuk umum, mulai terlihat beberapa pedagang kaki lima, serta kendaraan yang terparkir di atasnya. Malah kami sempat menyaksikannya sendiri, bagaimana warga harus melipir ke luar trotoar untuk tetap bisa berjalan karena terhadang mobil yang parkir melintang.
Baca juga: Baru Diperluas, Trotoar di Jakarta Langsung Dijadikan Tempat Parkir
Kendati fakta di lapangan berkata demikian, namun Anies tetap pada pendiriannya. Pada tahun 2020 ini, mantan Menteri Pendidikan Republik Indonesia itu tetap fokus pada perbaikan trotoar. Namun demikian, bukan berarti dirinya mengesampingkan keperluan lain.
"Ya semuanya (program Pemprov) kita jalankan. Dan kita berharap agar penambahan jumlah trotoar ini bisa meningkatkan minat warga DKI berjalan kaki," kata dia.