Orang Indonesia Kurang Suka Motor Adventure, Kenapa?
100kpj – Di Indonesia, peminat motor jenis petualang masih terbilang kecil. kenyataan tersebut disebabkan beberapa hal. Misalnya seperti harga yang terlalu mahal, serta ukuran bodi yang kebesaran sehingga tak nyaman digunakan sebagai kendaraan harian.
Business Head Royal Enfield Asia Pasifik, Vimal Sumbly mengatakan, tren sepeda motor jenis adventure di kawasan Asia Tenggara memang baru dimulai beberapa tahun belakangan. Itulah mengapa, masih sedikit konsumen yang menjadikannya pilihan utama.
“Di ASEAN, tren adventure bike baru dimulai belakangan ini saja, belum lama. Pasar terbesar kami di segmen tersebut justru ada di Korea dan Australia. Tapi meski di Asia Tenggara belum banyak diminati, Indonesia dan Thailand tetap menjadi pasar yang penting,” kata dia di bilangan Jakarta Selatan, belum lama ini.
Vimal juga menambahkan, bahwa konsumen di Indonesia banyak yang membeli motor untuk keperluan operasional, bukan penunjang hobi. Maka, kuda besi dengan tubuh kecil dan harga murah jauh lebih diminati.
“Tapi saya tetap percaya, pasar adventure bike di Indonesia suatu saat akan bertumbuh,” kata dia.
Skutik Bergaya Adventure
Meski tunggangan berjenis petualang belum cukup mewabah di Indonesia, namun pasar otomotif di dalam negeri sempat dikejutkan dengan kehadiran motor bergaya pertualang yang bernama Honda ADV 150. Kala itu, sesaat setelah peluncurannya, banyak konsumen yang berbondong-bondong datang ke dealer untuk membeli unit produknya.
Lantas, apakah ucapan Vimal terkait minimnya peminat motor petualang di Tanah Air keliru? Nyatanya tidak juga.
Sebab, kendati Honda ADV 150 menganut tampilan layaknya adventure bike, namun bagaimanapun juga, motor tersebut masih menggunakan basis milik skutik. Sehingga, kuda besi berkapasitas mesin 150cc itu tidak bisa digolongkan sebagai motor jenis petualang.