Tren Jadul Bikin Produsen Ramai-ramai Jual Motor Gaya Vintage
100kpj – Era motor retro kian mewabah di Tanah Air. Besarnya potensi pasar akan segmen ini membuat banyak merek sepeda motor mulai menghadirkan sentuhan 'jadul' pada produknya.
Tengok saja Honda dengan produk nostalgia-nya, Supercub C125. Kemudian Kawasaki dengan W175, begitu pula dengan Benelli yang membuat beberapa line-up produk model retro. Barang-barang bergaya retro dipercaya memberi kesenangan tersendiri buat pemiliknya.
Menurut builder kenamaan Kickass Choppers, Veroland, besarnya pasar motor bernuansa retro di Tanah Air tak terlepas dari makin melejitnya popularitas custom culture yang lekat dengan nuansa retro di kalangan pencinta roda dua.
Pada hakikatnya, kata salah satu sosok di balik motor chopper Presiden Joko Widodo ini, merupakan sesuatu yang wajar bagi agen pemegang merek roda dua yang mulai menangkap matang permintaan pasar. Hal ini sebenarnya diprediksi sejak beberapa tahun lalu, dan baru kejadian baru-baru ini.
Kata dia, sebenarnya di kalangan pencinta roda dua menginginkan tunggangan klasik dengan mesin agak besar. Tetapi karena regulasi di Tanah Air yang tak memungkinkan alias jadi mahal, lantas para pabrikan memilih kapasitas mesin kecil untuk mengadopsi bergaya vintage.
"Market ini memang ada, dan industrinya mendukung. Mereka sekarang sadar market-nya laku, makanya mereka buat motor retro atau vintage," kata Vero di Pantai Matahari Terbit, Bali, Sabtu malam, 28 September 2019.
Trik marketing nostalgia ini, menurutnya, bakal terus dilakukan banyak pabrikan selama beberapa tahun ke depan. Apalagi motor jenis retro cukup diterima di kalangan milenial. Di mana para pabrikan hanya sekadar menginstall sederet peralatan kekinian demi menjawab kebutuhan zaman, melengkapi unsur klasik.
"Karena orang enggak mau naik motor sama-sama saja," tutur dia.
Celah ini dianggap bukanlah momok yang menakutkan bagi para builder, seperti takut kehilangan pasar. Sebab justru momen ini bisa dimanfaatkan para builder untuk menyediakan berbagai perangkat aftermarket di pasaran. Dengan begitu custom culture tetap bakal terjaga.
Ini juga bisa jadi tantangan baru bagi para builder untuk bisa beradaptasi dengan motor-motor kekinian demi menjawab kebutuhan publik. "Menurut saya cuma itungan waktu saja, motor-motor itu (keluaran pabrik) juga sebentar lagi akan di-custom juga, minimal diganti knalpot (ada celah bagi builder)."