Saking Bahayanya Baterai Motor Listrik, Viar Sampai Lakukan Ini
100kpj – Selain infrastruktur, salah satu permasalahan utama motor listrik adalah limbah baterai bekas. Saat ini, masih banyak kalangan yang belum mengetahui, ke mana larinya komponen daya tersebut. Bahkan sebagian khawatir, limbahnya bisa mencemari lingkungan.
Kekhawatiran itu sebenarnya tak keliru. Sebab, semua jenis baterai bekas seperti baterai kendaraan, alat elektronik, maupun baterai yang bisa dicas (rechargeable) termasuk limbah B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun.
Bila dibuang sembarangan atau tidak didaur ulang, maka kandungan logam berat dan zat-zat berbahaya lain yang ada di baterai dapat mencemari air dan tanah, yang pada akhirnya membahayakan tubuh manusia.
Kenyataan tersebut membuat pabrikan sepeda motor lokal yang telah lama bermain di segmen elektrik, Viar Motor Indonesia mengambil langkah cepat. Mereka tak ingin, kendaraan yang diklaim ramah lingkungan, justru menghasilkan limbah yang berbahaya bagi manusia dan alam.
Bekerjasama dengan perguruan tinggi swasta di kawasan Tangerang, Universitas Pelita Harapan (UPH), mereka sepakat melakukan riset bersama terkait pemanfaatan limbah baterai sebagai sumber daya obyek lain.
Kepala Program Studi (Prodi) Teknik Elektro UPH, Henri P. Uranus menyebut, nantinya baterai bekas yang sebelumnya digunakan di motor listrik Viar, akan dimanfaatkan sebagai penerangan jalan umum atau PJU dengan menggunakan solar panel sebagai sumber energi pengisiannya.
“Baterai yang digunakan di motor listrik ini, adalah jenis Li-ion yang secara kualitas di atas baterai lead acid jenis VRLA yang biasa digunakan untuk lampu PJU solar pada umumnya. Dengan memanfaatkannya untuk PJU bertenaga surya, daur hidup baterai akan diperpanjang dan akan mengurangi beban lingkungan,” ujarnya melalui keterangan resmi, Rabu 11 September 2019.
Sementara itu, menurut Direktur Marketing Viar Motor Indonesa, Sutjipto, limbah baterai merupakan masalah yang harus dihadapi bersama. Sehingga, ia mengajak pihak lain—terutama institusi akademik, untuk terlibat langsung terhadap pengelolaan limbahnya.
“Dengan kerjasama bersama UPH ini setidaknya membuktikan bahwa kami sangat serius mengembangkan kendaraan listrik, dan kami tidak menutup kemungkinan untuk institusi pendidikan lain jika ada ide dan inovasi terkait dengan pengembangan kendaraan listrik, terutama motor listrik di Indonesia,” kata dia. (re2)