Cuitan Warga Malaysia Tolak Gojek, Katanya Tak Sesuai Syariat Agama
100kpj – Perusahaan e-hailing berbasis roda roda, Gojek, akhirnya resmi masuk ke Malaysia. Keputusan tersebut bermula ketika Menteri Olahraga setempat, Syed Saddiq mengadakan jejak pendapat di akun Twitter untuk bertanya mengenai setuju atau tidaknya menghadirkan pesaing Grab itu ke Tanah Melayu.
Hasilnya, 88 persen dari seluruh pemilih menyatakan setuju. Meskipun demikian, ada sederet yang tak setuju dengan kehadiran Gojek di Malaysia. Berdasarkan penelusuran 100KPJ di kolom komentar unggahan tersebut, ada beberapa alasan mengapa mereka tak setuju menolak kehadiran Gojek. Pertama, soal keamanan. Kedua, berkenaan dengan syariat beragama.
Akun bernama @sarassyifasyafiq menyebut, kehadiran Gojek tidak sesuai dengan budaya serta syariat yang berlaku di Malaysia. Sebab menurutnya, wanita dan pria—utamanya yang belum menikah—tak pantas berboncengan motor bersama.
“Saya akan setuju jika driver-nya juga wanita. Sebab, kalau wanita menunggang motor yang dikendarai pria, bisa-bisa mendatangkan keresahan dan kerisauan,” katanya.
Sementara itu, hal senada dituliskan @limauaisbarli yang menyebut dalam bahasa Inggris bahwa Gojek berpotensi memicu pelecehan seksual di atas kendaraan.
“Jika memang nantinya Gojek sudah operasi, maka harus ada ketegasan mengenai layanan. Soalnya, wanita yang membonceng pria bisa berujung pelecehan seksual,” ucapnya.
Di Negeri Jiran, wanita dan pria yang berboncengan motor tanpa status pernikahan, dianggap kurang elok. Hal itu sempat dituturkan pemilik Big Blue Taxi, Shamsubahrin Ismail beberapa waktu lalu.
“Budaya Indonesia sangat berbeda dibandingkan dengan kita (Malaysia). Di sana, wanita bisa memeluk pengendara begitu saja, tetapi bagaimana dengan Malaysia? Apakah kita ingin melihat wanita kita memeluk pengendara di sana-sini?" kata Ismail, seperti dikutip Malay Mail. (re2)