Saat Sunmori Harus Empati ke Pengguna Jalan Lain, Jangan Arogan!
100kpj – Kegiatan Sunmori atau Sunday Morning Ride memang menjadi aktifitas yang sering dilakukan penghobi motor. Sayangnya, ajang ini malah kerap merugikan pengguna jalan lain, karena banyak oknum yang malah kebut-kebutan.
Terbaru, terjadi insiden kecelakaan antara pengendara moge Kawasaki ER-6N dengan pengendara Hondat Beat di Pondok Aren, Bintaro, Tangerang Selatan. Akibatnya, wanita pengendara Beat tewas di tempat.
Baca Juga: Buasnya Kawasaki ER-6N yang Menewaskan Emak-emak Pengguna BeAT
Motor yang dikendarainya tertabrak dari belakang oleh pengendara moge yang sedang Sunmori. Motor Kawasaki sendiri hancur bagian depannya, dan pengendaranya mengalami luka-luka.
Bicara soal Sunmori, biasanya menjadi pembuka rutinitas kopi darat atau kumpul-kumpul pehobi motor. Menurut pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting & Praktisi Road Safety, Jusri Pulubuhu, Sunmori bisa dikategorikan sebagai group riding atau berkendara secara berkelompok.
"Saat berada di jalan ketika Satmori maupun Sumori, bukan hanya soal keselamatan, tetapi juga empati kepada pengguna jalan seperti pengemudi mobil maupun motor lainnya dibutuhkan," kata Jusri dikutip dari VIVA.
Saat melakukan kegiatan ini, kata Jusri, perlu dicatat bahwa tidak boleh ada ekslusifitas dan arogansi dari mereka yang berjalan secara kelompok kepada pengendara personal. Terlebih, jika tak dikawal oleh Polisi. Beda halnya ketika group riding tersebut dikawal oleh aparat Kepolisian.
Baca Juga: SIM C Dibagi 3 Golongan Mulai Agustus, Ini Biaya Bikinnya
Dikatakan Jusri, saat group riding dikawal oleh polisi, bisa saja ada formasi berkendara yang membuat rombongan lebih cepat atau lebih leluasa bergerak meski bersandingan dengan pengguna jalan lainnya.
"Kalau misalnya group riding itu dikawal oleh aparat Kepolisian, maka bukan tidak mungkin rombongan mendapat hak lebih. Hal ini terkait diskresi yang dilakukan oleh petugas polisi yang melakukan pengawalan," ujarnya.