Gara-gara Ini Pengendara Bisa Emosi di Jalan Hingga Nekat Tabrak Orang
Lantas apa yang menyebkan pengguna kendaran emosi saat di jalan raya, hingga nekat menabrak orang dengan sengaja?
Pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu mengaakan, peseteruan di jalan raya sudah menjadi budaya di Indonesia. Hal itu diakibatkan dari lemahnya pemahaman mereka ketika berkendara, dan rasa empati.
Menurutnya rasa empati itu tidak berbanding lurus dengan kamapanan, inteletual, pola pikir, hingga rasa sosial orang tersebut saat di jalan raya. Jadi pemahan empati sangat penting dasarnya dari subjek berbagi.
“Ini menjadi masalah yang umum, boleh dikatakan hampir setiap hari ada kejadian yang hampir semacam ini (adu mulut, pukul-pukulan, hingga nekat menabrak dengan senagaja),” ujar Jusri kepada 100KPJ beberapa waktu lalu.
Menurutnya, semakin tinggi jabatan seseorang, atau kekuasaan yang dimilikinya, hingga ukuran postur badan menjadi salah satu faktor mereka berani membuat kegaduhan di jalan raya.
“Masyarakat sipil kebanyakan jadi hakim sendiri, tidak ada empati. Jadi pemahan terhadap penggunaan fasilitas publik kita lemah. Padahal, satu sisi bangsa kita dikenal dengan ramah tamah tapi ketika berada di jalan mereka itu buas, dan sering bertindak ekstrim,” tuturnya.