Masa Sulit di Tengah Pandemi, Pengguna Kijang Innova Beralih ke Avanza
100kpj – Pandemi covid-19 membuat kondisi ekonomi melemah. Ruang gerak yang terbatas, hingga daya beli masyarakat menurun, tentu sangat berdampak pada pendapatan sejumlah perusahaan. Sehingga terjadi pemecatan massal.
Kebutuhan sehari-hari yang harus terpenuhi memantik sebagian orang menjual aset berharga, seperti halnya kendaraan. Di awal pandemi, banyak yang menjual mobil untuk mendapatkan uang tunai agar tetap bertahan hidup.
“Saat awal pandemi banyak orang menjual mobilnya di Maret, April, Mei, dan banyak down grade,” ujar Presiden Direktur Mobil88, Halomoan Fischer melalui diskusi virtual bersama Forwot, Rabu 18 November 2020.
Artinya selain berlomba-lomba menjual kendaraan, ada yang lebih milih turun kelas. Sehingga tetap memiliki mobil, namun mendapatkan uang tunai. Misalnya dari pengguna Toyota Kijang Innova beralih menggunakan Avanza.
“Misalnya dia jual Innova Rp200 juta harganya. Terus dia beli Avanza dengan kredit yang TDP-nya hanya Rp20 juta, artinya dia masih pegang uang tunai Rp180 juta,” tuturnya.
Menurutnya fenomena orang jual mobil dan turun kelas saat pandemi sudah terlewati. Dia mengklaim penjualan mobil bekas di Mobil88 mulai stabil ketika memasuki Agustus, meski secara jumlah tidak sebanyak di tahun lalu.
“Kita tahu banyak orang yang pendapatannya turun, atau bahkan kehilangan pekerjaan. Tapi kebutuhan keluarga harus jalan terus. Mereka membutuhkan uang tunai dengan cepat, salah satunya menjual aset,” tuturnya.
Hal senda juga sempat disampaikan Manager Senior Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua, Herjanto Kosasih. Menurrutnya selama beberapa bulan di awal pandemi ada saja orang yang menjual mobilnya.
“Hanya beberapa saja. Jumlahnya masih kecil banget, pasti pedagang juga nawarnya rendah banget,” ujarnya kepada 100KPJ, Rabu 15 April 2020.
Menurut Herjanto, kondisi ekonomi yang menurun di tengah wabah corona, sewajarnya para pemiliki sepeda motor yang terlebih dahulu berbondong-bondong menjual kendaraannya. Karena seharusnya dari sisi ekonomi berbeda dari pemilik mobil.
“Pemilik mobil harusnya saat covid-19 ini mereka punya cadangan tabungan 2-3 bulan ke depan. Jadi enggak sampai dijual. Hitungan saya setelah lebaran