Jenderal Ini Berhenti jadi Komut Pertamina Karena Gajinya Besar
100kpj – Dalam perjalanannya, jabatan penting pada Pertamina sebagai perusahaan pelat merah pernah diduduki oleh para perwira tinggi, baik di lingkungan TNI ataupun kepolisian.
Salah satu perwira tinggi yang pernah menduduki jabatan penting pada Pertamina adalah, Jendral Endriartono Sutarto. Mantan Panglima TNI ini pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina Persero, jabatan yang saat ini diemban oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Seperti dikutip dari Viva, Kamis 18 November 2020 beliau dilantik pada 8 Desember 2006 menggantikan Martiono Hadianto. Jenderal TNI lulusan Akademi Militer 1971 ini diangkat tak cuma menjadi Komisaris Utama tapi juga Komisaris Independen PT Pertamina (Persero). Pengangkatannya tertuang dalam SK Menneg BUMN No KEP-122/MBU/2006 tanggal 7 Desember 2006.
Namun Jendral Endriartono menduduki kursi empuk di Pertamina tidak lama, pasalnya memasuki tahun keduanya dirinya menyatakan untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Mengejutkannya, Sofyan Djalil yang kala itu menjabat sebagai Menteri Negara BUMN menyebutkan penyebab Jendral Endiartono munudur dari jabatannya karena dia merasa kecewa.
"Dia (Endriartono) merasa tidak cocok dan kecewa dengan manajemen, karena saat rapat penentuan Pertamina menaikkan harga elpiji ukuran 12 kilogram dan 50 kilogram sebesar 9,5 persen, dia tidak diajak," kata Sofyan kala itu.
Selain itu, Jendral Endriartono juga mengungkapkan alasan lain kepada media massa tentang penyebab mundurnya dia sebagai komisaris utama Pertamina. Alasan lain mundurnya Jendral Endriartono karena dia tidak mau menerima gaji besar yang diberikan Pertamina kepadanya.
Sementara gaji besar itu didapatkan dari meraup keuntungan dengan menggencet hidup rakyat kecil melalui cara menaikkan harga elpiji. Bahkan, dikabarkan Jenderal Endriartono sempat marah besar kepada direksi Pertamina dalam rapat terakhirnya di kantor Pusat Pertamina, karena direksi menyebut bahwa alasan menaikkan harga elpiji adalah karena perusahaan pelat merah itu mengalami kerugian.
Padahal, sepengetahuan Jenderal Endriartono kerugian di sektor elpiji tak berdampak serius pada Pertamina. Karena keuntungan yang diraup Pertamina masih bisa menutupi kerugian itu. Jenderal Endiartono semakin kecewa karena ternyata direksi Pertamina terus memburu keuntungan besar agar gaji dan penghasilan mereka juga melonjak.
Baca juga: Siap-Siap Pemerintah Stop Penjualan Premium dan Pertalite Awal 2021