Langkah Visioner Bosch Selamatkan Pabrik Otomotif dari Jurang Pandemi
100kpj – Semenjak pandemi masuk ke Indonesia, sejumlah perusahaan—terutama yang bergerak di bidang produksi—melakukan sejumlah penyesuaian. Misalnya, dengan mengurangi jumlah tenaga operasional atau sekadar memangkas jam kerja mereka. Itulah mengapa, hal tersebut coba diakali dengan digitalisasi produksi.
Perusahaan multinasional yang bergerak pada bidang teknik dan elektronika, Bosch baru-baru ini resmi mengenalkan inovasi terbaru dalam mendukung aktivitas produksi manufaktur di masa pandemi, yakni Nexeed IAS (Industrial Application System). Lantas, bagaimana cara kerja teknologi tersebut?
Baca juga: Canggih! Kawasaki Mau Bikin Motor Baru dengan Fitur ala Mobil
Business Development Manager of Connected Solution Bosch Indonesia, Dhuha Abdul mengatakan, Nexeed IAS merupakan gabungan perangkat lunak dan layanan berbasis teknologi Industri 4.0 dari Bosch yang mampu merekam, memproses dan memvisualisasikan data dari rantai produksi, termasuk di sektor manufaktur otomotif.
Sistem ini menyediakan data secara kompatibel dan terstandarisasi, serta menyajikan informasi proses produksi dan kondisi pabrik dengan cepat.
“Saya sudah belajar dari banyak konsultan otomotif, jadi saat pandemi seperti sekarang, arahnya memang sudah harus ke sana (aktivitas produksi digital). Soalnya bertatap muka saja sekarang sudah enggak aman, apalagi mereka yang beraktivitas langsung di pabrik,” ujar Dhuha Abdul melalui sambungan virtual, Kamis 22 Oktober 2020.
“Jadi, hal yang kita fokuskan adalah bagaimana menjamin keselamatan operator pabrik dan bagaimana produksi tetap berjalan di tengah pandemi corona yang masih berlangsung,” sambungnya.
Dengan begitu, kata Abdul, pemantauan lini-lini produksi pabrik otomotif tidak perlu lagi dilakukan secara langsung di lapangan, tetapi bisa dari jarak jauh. Tentu saja hal tersebut sejalan dengan penerapan protokol kesehatan atau prokes yang berlaku di Indonesia. Sehingga, produksi bisa tetap jalan dan keselamatan karyawan tetap terjaga.
Abdul menambahkan, sejauh ini sudah ada satu merek otomotif asal Jepang di Indonesia yang sedang menjajaki penggunaan teknologi tersebut. Namun, dia mengaku masih belum bisa bicara lebih jauh.
“Sudah diterapkan di salah satu pabrikan otomotif Jepang, kami belum berhak mengatakan perusahaannya apa, namun yang jelas sudah ada,” kata dia.
Sementara untuk perusahaan otomotif yang berminat mengadopsi Nexeed IAS bisa segera menghubungi pihaknya untuk dilakukan sejumlah pengecekan kesiapan atau readiness assessment.
“Berapa biaya yang perlu dikeluarkan? Pertama, harus menyesuaikan kesiapan mereka (pabrikan otomotif) dalam bertransformasi digital bagaimana, jadi dilakukan assessment dulu, konsultasi, sebelah mana yang mau dilakukan upgrade,” kata dia.