Ngaca Dulu, Punya Gaji di bawah 5 Juta Jangan Ngarep Beli Mobil Baru
100kpj – Mobil menjadi salah satu alat transportasi yang digemari banyak orang. Karena dengan kendaraan roda empat tersebut penggunanya tidak perlu khawatir dengan pergantian cuaca, selain itu berpergian jarak jauh juga lebih nyaman.
Maka tidak heran jika sebagian orang bermimpi ingin memiliki mobil, baik dalam keadaan baru atau pun bekas pakai. Namun karena harganya tergolong mahal, pembelian dengan cara kredit kerap menjadi solusi untuk memilikinya.
Sejumlah perusahaan pembiayaan menawarkan paket menarik untuk memudahkan Anda meminang kendaraan roda empat. Angusuran atau TDP (Total Down Payment) tentunya bisa disesuaikan dengan kemampuan calon pembeli.
Tapi jika penghasilan hanya di bawah Rp5 juta, atau setara UMR DKI Jakarta di 2020, yakni Rp4,2 jutaan jangan harap bisa kredit mobil. Sebab lising akan menolak mentah-mentah, karena gaji dengan nominal tersebut dianggap tidak sesuai.
Salah satu tim survey dari lising UFinance, Adi mengatakan, perusahaan pembiyaan saat ini mulai ketat menseleksi konsumen untuk pengajuan kredit mobil. Penghasilan per bulan benar-benar dihitung detil agar tidak terjadi kredit macet.
Adi mencotohkan angsuran paling murah tentu ada di mobil kelas Low Cost Green Car (LCGC), seperti halnya Honda Brio, Daihatsu Ayla atau Toyota Agya. Dengan haga mobil rata-rata Rp120-140 jutaan maka cicilan rata-rata Rp2,5-4 jutaan.
Menurutnya perhitungan tersebut disesuaikan dengan penghasilan UMR yang mampu mengumpulkan uang DP paling besar 15-20 persen dari harga mobil. Misalnya Agya 1.2 G MT harga Rp148,1 juta, TDP Rp35,4 juta, cicilan 60 bulan Rp3,2 juta.
“Berarti gaji idealnya untuk menembus Agya harus Rp8-9 juta per bulan. Karena penghasilan diwajibkan 3 kali lipat lebih besar dari angsuran,” ujarnya kepada 100KPJ.
Menurutnya perhitungan gaji belum termasuk angsuran yang ditanggung oleh debitur. Karena penghasilan dianggap tidak utuh 100 persen kalau konsumen juga memiliki cicilan lain yang masih berjalan.
“Harus melewati proses BI cheking, untuk melihat seberapa banyak pengeluarannya per bulan jadi agak rumit, sama seperti cicilan rumah,” katanya.