Baterai Jam Dinding Akan Bikin Baterai Kendaraan Listrik
Putu juga mengakui bahwa saat ini sudah ada dua perusahaan yang berminat mengolah bahan tambang menjadi bahan baku baterai. Di Morowali, Sulawesi Tengah ada PT QMB New Energy Minerals yang telah berinvestasi sebesar US$700 juta atau setara Rp10 triliun. “PT Halmahera Persada Lygend juga telah berkomitmen menggelontorkan dananya sebesar Rp14,8 triliun di Halmahera, Maluku Utara,” tuturnya.
Untuk produksi baterai cell lithium ion, ada investasi sebesar Rp207,5 miliar yang dikucurkan oleh PT International Chemical Industry. Perusahaan yang produknya dikenal dengan nama batu baterai ABC, dan yang biasa digunakan sebagai baterai jam dinding, akan memproduksi sebanyak 25 juta buah baterai cell lithium ion, yang setara dengan 256 MWh per tahun.
“PT International Chemical Industry akan mulai masuk tahap pra-produksi komersial pada akhir 2020, dan mulai masuk tahap produksi komersial di 2021,” ungkapnya.
Baca juga: Indonesia akan Menjadi Pemain Utama Kendaraan Listrik?