Bakrie Autoparts Komitmen Ikuti Kebijakan Pemerintah soal Bus Listrik
100kpj – Komitmen pemerintah dalam mengembangkan industri kendaraan listrik disambut dengan baik oleh pihak swasta. Seperti, PT Bakrie Autoparts selaku Agen Pemegang Merek (APM) bus listik BYD di Indonesia.
Bakrie Autoparts menyatakan komitmennya untuk mengikuti segala kebijakan yang sudah ditetap oleh pemerintah. Proses industrialisasi akan dilakukan untuk meningkatkan kandungan lokal.
Baca Juga:
Begini Proses Ketatnya Uji Coba Bus Listrik Demi Layak Jalan dan Aman
Terungkap, Orang Tajir RI Lebih Pilih Bayar Mobil dengan Cara Ini
Yamaha YZF-R25 Nekat Terjang Sungai Deras, Netizen: Ah Ga Hanyut
"Saat ini kami mengimpor bus listrik CBU atau dalam keadaan utuh, tapi hanya untuk promosi dan uji coba." kata Direktur Utama PT Bakrie Autoparts, Dino A. Riyandi, dilansir dari Antara.
PT Bakrie Autoparts dan BYD Auto Co.Ltd sudah menyepakati tahapan pengembangan serta produksi bus listrik dalam beberapa tahun ke depan. Pertama adalah importasi dari unjuk produk, lalu melakukan penetrasi pasar.
"Di sini, kami mulai masuk menjajaki tahapan komersial dan pabrikasi dengan gandeng beberapa mitra perusahaan karosesri lokal. Di tahap berikutnya kami mulai melakukan industrialisasi dengan mengoperasikan fasilitas produksi bus listrik kami, termasuk produksi chasis." ujarnya.
"Targetnya, 2022 sudah harus masuk ke tahapan ini, mulai memproduksi 300 unit bus listrik per tahun dengan tingkat kandungan dalam negeri sedikitnya 55 persen." lanjut Dino.
Indonesia memang sudah dinilai siap menjadi produsen kendaraan listrik, meskipun harus kerjasama dengan negara lain. Tak hanya itu, Indonesia juga memiliki bahan baku nikel dan konalt yang besar.
Yang mana bisa dkembangkan menjadi industri baterai lithium sebagai komponen utama kendaraan listrik. Menurut, Penasehat Khusus Bidang Kebijakan Inovasi dan Daya Saing Industri Kementrian Koordinator Maritim dan Investasi Satryo Soemantri, Indonesia sudah bisa menguasai pasar ini.
"Kita tentunya tak ingin menjadi importir kendaraan terus menerus tapi harus bisa produksi kendaraan listrik," kata Satryo Soemantri.